Meski sebagai kota industri dan perdagangan, rupanya angka kemiskinan di Kota Batam masih terbilag tinggi. Berdasarkan data BPS tahun 2021, persentase penduduk miskin di Batam mencapai 5,05 persen.
TRIWULAN I tahun 2022 Kota Batam masuk dalam 10 terbaik di Indonesia berdasarkan hasil dari Monitoring dan Evaluasi Pelaporan Standar Pelayanan Minimal (SPM) berbasis E-SPM oleh Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri. “Alhamdulillah, peningkatan pelayanan terus dilakukan. Ini adalah komitmen sebagai pemerintah untuk terus melayani masyarakat,” kata Wali Kota Batam, Muhammad Rudi.
Adapun 10 daerah terbaik Nasional selain Batam yakni Bontang, Yogyakarta, Surabaya, Surakarta, Palangkaraya, Magelang, Bekasi, Pekalongan, dan Sungai Penuh. Selain tingkat Kota, apresiasi serupa juga disampaikan untuk 10 provinsi terbaik dan kabupaten terbaik secara nasional. “Pencapaian SPM ini tidak mudah, butuh komitmen dalam melayani masyarakat, Tapi jangan berpuas diri, terus tingkatkan pelayanan agar dari tahun ke tahun makin baik,” ujar Rudi berpesan kepada ASN Pemko Batam.
Perencanaan daerah mencakup 6 (enam) bidang yang menjadi bahan evaluasi laporan SPM yaitu bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan rakyat, trantibumlinmas dan bidang sosial. Pelaksanaan SPM sesuai dengan Permendagri 59 Tahun 2021 bahwa pelaporan pelaksanaan penerapan SPM dilaporkan per triwulan melalui aplikasi, yang disampaikan kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur.
BATAM merupakan salah satu pulau dalam gugusan Kepulauan Riau yang jumlahnya mencapai 329 pulau. Sebagai sebuah kota, Kota Batam merupakan kota terbesar di Provinsi Riau. Wilayahnya mencakup Pulau Batam, Pulau Rempang, Pulau Galang, dan pulau kecil lainnya. Antara tiga pulau tersebut, yaitu Batam, Rempang, dan Galang, terhubung oleh Jembatan Barelang. B.J. Habibie sebagai Ketua Otorita Batam menginginkan agar pulau di sekitar Batam ikut berkembang mengingat Kota Batam adalah kota industri. Jembatan pertama bisa dicapai 30 menit berkendara dari Bandara Internasional Hang Nadim.
Pulau Batam merupakan salah satu pulau tua jika dilacak dari jejak huniannya. Pulau Batam pertama kali dihuni oleh orang Melayu dengan sebutan Orang Selat sejak tahun 231 Masehi. Argumentasi yang menyebut Batam sudah dihuni manusia sejak tahun 231 Masehi berdasarkan catatan para pesiar Cina. Ketika itu, Singapura masih disebut Pulau Ujung.
Yang pasti, pulau ini juga pernah menjadi medan perjuangan Laksamana Hang Nadim dalam mengusir penjajah Portugis. Adapun catatan tertulis yang menyebutkan kata Batam adalah Traktat London 1824. Traktat London ini merupakan Perjanjian Inggris-Belanda yang ditandatangani pada tanggal 17 Maret 1824.
Batam mulai dikembangkan sebagai basis logistik dan operasional untuk industri minyak dan gas bumi oleh Pertamina. Pada tahun 1970-an, Batam mulai dikembangkan sebagai basis logistik dan operasional untuk industri minyak dan gas bumi oleh Pertamina. Lalu, berdasarkan Keppres No. 41/1973, pembangunan Batam dipercayakan kepada lembaga pemerintah yang bernama Otorita Pengembangan Daerah Industri Pulau Batam atau sekarang dikenal dengan Badan Pengusahaan Batam (BP Batam).
Berbagai kemajuan telah banyak dicapai selama ini, seperti tersedianya berbagai lapangan usaha yang mampu menampung angkatan kerja yang berasal hampir dari seluruh daerah di Tanah Air. Begitu juga dengan jumlah penerimaan daerah maupun pusat dari waktu ke waktu terus meningkat. Hal ini tidak lain karena semakin maraknya kegiatan industri, perdagangan, alih kapal, dan pariwisata.
Berada di lokasi yang sangat strategis, yaitu berada di jalur pelayaran internasional, Batam juga berbatasan langsung dengan negara lain, yaitu Singapura dan Malaysia, sekaligus menjadi kota dengan pertumbuhan terpesat di Indonesia.
Luas wilayah Kota Batam 1,575 km², sedangkan luas daratannya 715 km². Maka, Batam itu menjadikan kota terluas di Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan data tahun 2020, Batam dihuni oleh 1.157.882 jiwa, dengan kepadatan mencapai 1.206,13 jiwa per km².
Meski sebagai kota industri dan perdagangan, rupanya angka kemiskinan di Kota Batam masih terbilag tinggi. Berdasarkan data BPS tahun 2021, persentase penduduk miskin di Batam mencapai 5,05 persen, atau setara dengan 77,17 ribu jiwa. Persentase penduduk miskin tahun 2021 ini mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2020 dan 2019. Upah Minimum Kota (UMK) Batam tahun 2022 adalah Rp4.186.359.
Pulau Batam dan gugusan pulau sekitarnya memiliki karakteristik yang berbeda-beda untuk dijadikan kawasan destinasi wisata terpadu, di antaranya wisata alam atau bahari, wisata religi, wisata belanja, wisata agro, wisata MICE, wisata kuliner, wisata olahraga, dan wisata sejarah. Banyaknya gugusan pulau kecil di sekitar Pulau Batam yang hanya beberapa saja yang memilliki daya tarik wisata.
Jembatan Balerang. Belum sah datang ke Kota Batam jika belum berfoto di Jembatan Barelang. Jembatan yang diprakarsai B.J. Habibie ini didirikan pada 1991 dan telah menjadi landmark Kota Batam. Jembatan ini memiliki enam arsitektur berbeda-beda. Berurutan dinamai raja-raja yang pernah berkuasa di zaman Kerajaan Melayu Riau: Jembatan Tengku Fisabilillah, Jembatan Nara Singa, Jembatan Raja Ali Haji. Jembatan Sultan Zainal Abidin, Jembatan Tuanku Tambusai, dan Jembatan Raja Kecik.
Ex-Camp Vietnam. Berlokasi di Pulau Galang, Ex-Camp Vietnam berada tidak jauh dari jembatan ke-5 Barelang. Ini merupakan sebuah ‘rumah’ bagi pengungsi Vietnam saat sedang mencari perlindungan. Tempat ini dibangun sebagai bentuk kerjasama antara pemerintah Indonesia dan PBB guna membantu warga Vietnam berlindung dari perang saudara pada 1979.
Nagoya. Berada di jalur perdagangan internasional, Kota Batam dijuluki sebagai kawasan ‘free trade zone’. Sederhananya adalah semua barang yang masuk ke Kota Batam rata-rata tidak dikenakan pajak apa pun. Baik itu tas branded, semua jenis gadget, parfum hingga alat elektronik tidak dikenakan pajak sama sekali. Salah satu pusat perbelanjaan paling ramai dikunjungi adalah Nagoya.
Ocarina Park. Ini menjadi destinasi wisata Kota Batam selanjutnya. Pantai yang juga memiliki taman bermain seluas 40 hektar ini akan memberikan pemandangan tidak biasa. Di Ocarina Park, kita bisa melihat kapal ferry hilir mudik dari Batam ke Johor ataupun dari Batam ke Singapura. Ocarina Park terletak tidak jauh dari Pelabuhan Ferry International Batam Center. Jadi, jangan heran jika Ocarina Park ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara.
Taman Wisata Habibie Tangga Seribu. Terletak di kawasan Sekupang, Taman Wisata Habibie Tangga Seribu menjadi objek wisata Kota Batam berikutnya. Bekas kawasan kediaman B.J. Habibie ini telah dijadikan objek wisata oleh pemerintah Kota Batam. Jika kalian tidak ingin pergi ke pantai, itu berarti kalian tidak akan melewati sejumlah anak tangga tersebut.
Pantai Tanjung Pinggir. Masih di daerah Sekupang, Kota Batam memiliki objek wisata lainnya yaitu Pantai Tanjung Pinggir. Perlu diketahui, daerah Sekupang merupakan kawasan yang langsung berhadapan dengan Singapura. Dari pantai ini kalian bisa melihat pemandangan negeri Singa. Pantai ini juga menjadi salah satu tempat piknik favorit keluarga. Jika berkunjung ke sini, sebaiknya membawa bekal berupa makanan dan minuman.●(Zian)