BANDUNG—Bosan dengan mi instan? Mengapa tidak mencoba baso aci instan? Demikian ujar Heru Gunawan mempromosikan produk Baso Aci Kuleud “Si Aci Gajebur”, usaha yang dikelolanya.
Usaha didirikannya bersama istrinya Dina pada Agustus 2016 setelah mereka membeli jajanan dari Garut. Dengan modal Rp750 ribu pasangan ini memberanikan diri terjun ke dunia wirausaha.
“Terus kami berfikir sepertinya membuat baso Aci dalam kemasan instan dan dengan beberapa varian jajanan tradisional yang diolah secara modern untuk bisnis daring,” kata pasangan yang berbasis di kawasan Dago, Bandung kepada Peluang, Jumat (10/7/20).
Baso Aci Instan Kuleud ini menawarkan paet seharga Rp12 ribu isi dua batagor, cuanki, siomay krikil, serta baso aci delapan butir sedang dengan isi ayam pedas, ayam suir, telur puyuh, tetelan cecengek, pecel (acang pedes) hingga tulang rangu isi jado (lemak) sapi.
“Varian ini bisa dipilih konsumen sesuai selera,” ujar Heru.
Baso aci dilengkapi 7 bumbu pelengkap penyedap rasa, bumbu pedas racik tabur cabai kering, kacang, minyak aroma rasa, jeruk purut, atom sukro hingga saos dengan cara memasak seperti merebus mi instan.
Dalam sehari penjualan mencapai 50 pack. Pandemi tidak terlalu terpengaruh karena orang tida bebas keluar rumah memilih memesan lewat daring. Selain itu ada konsumen reseller. Dengan satu karyawan Heru mampu meraup omzet Rp10-14 juta per bulan.
“Layanan seperti go food cukup membantu untuk kami sebagain penjual karena untuk pembelian lewat darat aga sedikit terhambat dengan adanya pembatasan sosial,” ujar Heru.
Ke depannya, pasangan ini berencana ingin membuka gerai supaya pelanggan bisa langsung menikmati olahan produk secara langsung.
“Mungkin tidak hanya olahan baso aci, Insha Allah ada produk kami yang lain,” tutup Heru. (Irvan Sjafari)