hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Bappenas Ingatkan Pertumbuhan Ekonomi 8% Harus Dikawal dengan Baik

Bank Dunia Sebut hanya Indonesia yang Ekonominya Tumbuh di Asia Timur dan Pasifik pada 2024/2025
Ilustrasi | Dok.Ist

Peluang News, Jakarta – Pertumbuhan ekonomi menuju 8% selama periode 2024-2029 harus dikawal dengan baik.

Hal itu dikemukakan Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Amalia Adininggar Widyasanti dalam acara Proyeksi Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) 2025, di Jakarta, Kamis (21/11/2024)

“Arahan Bapak Presiden (Prabowo Subianto) untuk mewujudkan pertumbuhan menuju 8% ini harus kita kawal dengan baik,” katanya.

Amalia mengungkapkan beberapa prasyarat untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% yaitu mengumpulkan investasi selama periode lima tahun ke depan Rp49.418 triliun, meningkatkan penanaman modal asing (PMA) per produk domestik bruto (PDB) 2%, share industri per PDB tahun 2029 meningkat hingga 21,9%, ekspor barang US $400 miliar, lalu pangsa pasar rantai pasok global/global value chain 1,4%.

Selain itu, lanjutnya, juga meningkatkan pendapatan negara per PDB tahun 2029 mencapai 18%, belanja negara per PDB 20%, produksi pangan meningkat 20 juta ton Gabah Kering Giling (GKG), proporsi kontribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 45,6%, dan rasio PDB Pariwisata 5% dengan devisa US $39,44 miliar.

“Artinya, (mencapai pertumbuhan ekonomi 8%) perlu melakukan langkah-langkah konkret seperti penyederhanaan perizinan, penciptaan iklim usaha yang kondusif, kemudian memastikan investasi-investasi besar ini dapat berjalan dengan baik di Indonesia,” kata Amalia.

Dia menambahkan, untuk mewujudkan itu Bappenas menyusun proyek strategis nasional (PSN) yakni investasi pemerintah, swasta, dan BUMN, memberikan dukungan terhadap penciptaan pertumbuhan 8%, plus juga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan konektivitas domestik di Indonesia. []

pasang iklan di sini
octa investama berjangka