hayed consulting
hayed consulting
lpdb koperasi
Berita  

Bapanas: Stok Telur Surplus, Harga Terkendali

Ilustrasi.
Ilustrasi.

PeluangNews, Jakarta-Ketersediaan telur ayam ras sebagai salah satu sumber protein hewani favorit masyarakat dipastikan dalam kondisi aman dan mencukupi. Pemerintah menegaskan, kebutuhan konsumsi telur nasional sepenuhnya masih dapat dipenuhi dari produksi peternak dalam negeri, termasuk hingga momen Lebaran mendatang.

Berdasarkan proyeksi Badan Pangan Nasional (Bapanas), Indonesia saat ini mengalami surplus telur ayam ras. Produksi nasional yang besar menjadi faktor utama terjaganya pasokan, sehingga tidak ada kekhawatiran terhadap ketersediaan telur di pasaran.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Astawa, mengatakan fluktuasi harga telur yang terjadi belakangan bersifat musiman. Ia menegaskan kenaikan harga tidak disebabkan oleh program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yakni Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Stok telur kita secara nasional sangat banyak dan memenuhi kebutuhan. Lewat Ramadan juga aman karena kita surplus,” ujar Ketut dalam keterangan resminya.

Menurutnya, pengaruh program MBG terhadap konsumsi telur ayam ras hingga saat ini masih relatif kecil. Kenaikan permintaan lebih disebabkan momentum musiman seperti menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional, kebutuhan konsumsi telur ayam ras nasional diperkirakan mencapai 6,487 juta ton per tahun. Dari jumlah tersebut, kebutuhan untuk program MBG melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) pada 2025 hanya sekitar 127,3 ribu ton atau 1,96 persen. Sementara itu, produksi telur nasional diproyeksikan mencapai 6,561 juta ton per tahun.

Bapanas juga memproyeksikan stok akhir tahun 2025 telur ayam ras mencapai 74,5 ribu ton, melonjak 154,2 persen dibandingkan stok akhir 2024 yang tercatat 29,3 ribu ton.

Meski stok melimpah, pemerintah tetap mewaspadai pergerakan harga. Harga telur ayam ras di tingkat konsumen diharapkan berada sesuai Harga Acuan Penjualan (HAP) yang ditetapkan sebesar Rp30.000 per kilogram.

“Peternak sudah berkomitmen menjaga harga di kisaran Rp22.000 sampai Rp25.000 per kilogram. Dengan begitu, harga di konsumen seharusnya masih bisa di Rp30.000,” jelas Ketut.

Data Panel Harga Pangan Bapanas menunjukkan, harga telur ayam ras nasional mulai mengalami penurunan tipis dalam sepekan terakhir. Per 24 Desember, rata-rata harga berada di Rp31.595 per kilogram, turun dibandingkan pekan sebelumnya. Bali menjadi provinsi dengan harga terendah, yakni Rp27.635 per kilogram atau sekitar 7,8 persen di bawah HAP.

Sebelumnya, rata-rata harga telur ayam ras nasional tercatat melampaui HAP sejak Oktober. Namun, sejak Januari 2025, harga telur kembali berada di bawah batas acuan pemerintah.

Di kesempatan terpisah, Kepala Bapanas yang juga Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pemerintah tidak akan lengah dalam mengawasi harga telur. Dengan stok nasional yang lebih dari cukup, ia menegaskan harga telur tidak boleh naik.

“Telur stoknya aman dan lebih dari cukup. Tidak boleh naik. Kalau naik, kita tindak,” tegas Amran saat meninjau Pasar Wonokromo, Surabaya, Senin (23/12/2025).

pasang iklan di sini
octa vaganza