hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Bapanas: Harga Telur Ayam dan Ayam Potong Berproses ke Harga Baru

Peluangnews, Jakarta – Kenaikan harga telur ayam broiler dan daging ayam yang tidak kunjung turun sejak akhir April 2023. Merupakan dinamika yang tidak bisa dihindari karena kenaikan biaya pokok produksi yang membebani produsen.

Demikian disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas)/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, dikutip dari laman badanpangan.go.id, Selasa (25/7/2023)

“Kenaikan harga dipengaruhi misalnya dengan naiknya harga DOC yang sebelumnya Rp 5.000 saat ini sampai Rp 8.000 per ekor. Harga jagung dulu Rp 3.150 per kg saat ini Rp 5.000 per kg. Bahkan sebelumnya sampai di atas Rp. 6.000 per kg. Oleh karena itu, tugas kita bersama menjaga kewajaran harga di tiga lini yaitu di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen sesuai arahan Bapak Presiden.” ujar Arief.

Proses harga keseimbangan baru ini, jelas Arief, merupakan bagian dari transisi kewajaran harga, baik di sisi produsen dan konsumen. Karena sebelumnya ternyata ketidakseimbangan harga dan menyebabkan para peternak mengalami kerugian besar, dan di waktu yang sama harga ayam dan telur di pasaran sangat murah.

Arief mengungkapkan dalam menjaga keseimbangan harga tersebut pihaknya melakukan sejumlah langkah strategis dan menyeluruh dari aspek hulu hingga hilir. Selain mengeluarkan regulasi terkait harga acuan, Bapanas juga mendorong stabilitas pasokan melalui Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) jagung pakan dari daerah surplus di wilayah Sumbawa dan Dompu Nusa Tenggara Barat ke daerah sentra peternak di Blitar dan Kendal.

Dengan intervensi pemerintah yang menekan harga distribusi jagung pakan tersebut, dapat menekan harga telur dan daging ayam di tingkat hilir.

Pada saat yang sama, di tingkat hilir pemerintah melalui penugasan kepada BUMN pangan ID FOOD menggelontorkan bantuan pangan berupa telur ayam dan daging ayam kepada 1,4 juta Keluarga Risiko Stunting (KRS) tiga kali di 7 provinsi sesuai data dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).

Adanya bantuan ini di satu sisi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan gizi khususnya pangan sumber protein dan mendukung penurunan stunting, di sisi lain produk peternak terserap oleh pasar dengan baik.

“Kita terus mendorong percepatan penyerapan bantuan daging ayam dan telur ayam ini ke masyarakat sehingga mampu memenuhi kebutuhan asupan protein sekaligus menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi pangan.” ujar Arief.

Hingga saat ini, realisasi bantuan telur ayam dan daging ayam untuk tahap pertama telah mencapai 98%, dan saat ini sedang dalam proses pendistribusian untuk tahap kedua dan ketiga.

Selain itu, Bapanas bersinergi dengan kementerian/lembaga, pemerintah daerah, BUMN Pangan, BUMD, asosiasi dan pelaku usaha pangan terus melakukan intervensi pasar dalam bentuk Gerakan Pangan MMurah (GPM) daging ayam.

Pada periode Iduladha bulan Juni 2023, NFA berkolaborasi dengan pemerintah daerah, BUMN pangan, asosiasi, dan pelaku usaha pangan merespon cepat kenaikan harga daging ayam dengan menggelar GPM di 3.800 titik guna memastikan pemenuhan stok dan kebutuhan daging ayam dan telur ayam khususnya di wilayah konsumen seperti DKI Jakarta. (Aji)

Baca Juga: Derita Warga, Harga Telur dan Ayam Tinggi Disusul LPG Langka

pasang iklan di sini