BANDUNG—-Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Jawa Barat Kusmana Hartadji mengatakan dampak dari pandemi Covid-19 membuat sejumlah koperasi terkendala likuiditas. Hal in terjadi karena anggota koperasi adalah UMKM yang banyak terimbas pandemi.
“Anggota koperasi membutuhkan dana untuk membayaran angsuran dan mengambil simpanan sukarela untuk kebutuhan Idul Fitri dan selama pandemi,” ujar Kusmana, seperti dikutip dari Pikiran Rakyat, Rabu (13/5/20).
Lanjut dia, Dinas KUK Jabar membantu memfasilitasi akses pembiayaan bagi koperasi terdampak pandemi Covid-19, di antaranya membukakan akses bagi pelaku koperasi terhadap Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB KUMKM). Ada 6 koperasi yang mendapatkan pembiayaan sebesar Rp100 miliar untuk membantu permodalan UMKM.
“Dinas KUK juga mendorong koperasi yang sudah bermitra dengan perbankan untuk memanfaatkan fasilitas relaksasi kredit,” ujarnya.
Dengan demikian, bukan hanya likuiditas koperasi akan membaik, anggota koperasi yang merupakan UMKM juga akan terbantu. Jumlah UMKM terdampak Covid-19 di Jabar mencapai 47.590 unit dan umumnya adalah berskala mikro.
“Sektor UMKM yang terdampak diantaranya adalah fesyen dan kerajinan. Namun, khusus untuk UMKM yang bergerak di sektor makanan pokok dan alat kesehatan tetap bertahan bahkan ada yang mencatat lonjakan kinerja,” ungkap dia lagi.
Program selanjutnya yang akan dilakukan Dinas KUK Jabar adalah restrukturisasi UMKM terdampak.
“Pengadaan di Jabar sebanyak 2 juta masker dan akan diproduksi oleh UMKM yang sudah terverifikasi di tingkat kabupaten/kota. Setiap UMKM akan memproduksi sekitar 10.000 masker,” pungkas Kusmana.