JAKARTA—PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merilis hingga akhir Juli 2020 telah menyalurkan kredit segmen UKM sebesar Rp 50,3 triliun, dengan jumlah penerima sebanyak 21.895 debitur.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilaar mengatakan, saat ini realisasi dukungan perseroan kepada pengembangan sektor UKM dilakukan dengan penyaluran pinjaman produktif.
Salah satu strategi yang dikembangkan perseroan adalah mengembangkan Unit Pusat UKM (UKM Center) yang akan mengintegrasikan layanan perbankan bagi pelaku UKM.
“Dari nilai tersebut sebesar10,15% atau setara Rp5,1 triliun merupakan kredit produktif yang bersumber dari Penempatan Uang Negara di Bank Mandiri berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. PMK.104/2020,” ujar Royke, Jumat (14/8/20).
Layanan perbankan terintegrasi tersebut meliputi produk dana seperti tabungan, giro dan deposito, lalu produk trade seperti LC, SKBDN dan produk perdagangan lainnya, serta produk pembiayaan seperti kredit modal kerja, kredit investasi, maupun kredit lainnya.
UKM Center ini menjadi tempat pebisnis mendiskusikan berbagai kebutuhan finansial yang dibutuhkan untuk mengembangkan usaha. Pada tahap awal, Mandiri kami mengembangkan lima UKM Center, di Bandung, Jawa Barat.
Selain di Bandung, peresmian pengoperasian Mandiri UKM juga dilaksanakan pada saat yang sama di dua lokasi di Jakarta, satu lokasi di Bekasi dan lokasi lainnya di Solo.
Royke mengungkapkan, nilai tambah lain yang ditawarkan Mandiri UKM Center adalah keberadaan financial advisor serta pelatihan untuk pengembangan usaha para nasabah pelaku UKM.
“Sedangkan fungsi konsultasi yang diberikan unit ini juga meliputi business matchmaking, yang akan mempertemukan nasabah pelaku UKM dengan pengusaha sejenis maupun pembeli potensial,” jelas Royke.
Di samping manfaat-manfaat tersebut, Mandiri UKM Center juga akan membantu pelaku UKM melakukan promosi dan penjualan secara daring melalui kerjasama dengan berbagai platform e-commerce dan sosial media sosial.