JAKARTA—-Bank Indonesia memproyeksikan laju inflasi Agustus 2019 hanya sebesar 0,15 persen. Perkiraan laju inflasi berdasarkan Survei Pemantauan Harga (SPH) mingguan yang rutin dilakukan Bank Indonesia.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan secara tahunan inflasi berada pada angka 3,47 persen year on year (yoy).
“Berdasarkan survei pemantauan harga sampai dengan minggu keempat diperkirakan Agustus inflasi 0,15 persen (mtm),” ungkap Perry kepada wartawan di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (30/8/19).
Lanjut dia, komoditas penyumbang inflasi masih sama dengan beberapa bulan sebelumnya. Komoditas itu di antaranya cabai merah yang kontribusi inflasinya mencapai 0,11 persen.
“Cabai merah inflasi 0,11 persen, emas perhiasan 0,08 persen, cabai rawit 0,05 persen dan lain lain tak terlalu besar,” papar Perry.
Dia juga mengungkapkan ada beberapa komponen yang mengalami deflasi. Salah satunya tarif angkutan udara. Di antaranya tarif angkutan udara 0,09 persen, bawang merah deflasi 0,07 persen, kemudian juga daging ras deflasi 0,02 persen, dan beberapa komoditas sayuran.
“Cabai selalu menjadi penyumbang inflasi sebab kondisi cuaca yang sedang tidak mendukung. Akibatnya beberapa produksi di sejumlah daerah menjadi terganggu,” kata Perry, seraya mengatakan berapa bulan lagi mulai masuk panen cabai.
Perry berjanji, Bank Indonesia tetap konsisten menjaga stabilitas harga dan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah, baik di tingkat pusat maupun daerah.
“Langkah ini guna memastikan inflasi tetap rendah dan stabil yang diprakirakan berada di bawah titik tengah kisaran sasaran inflasi 3,5 plus minus satu persen pada akhir 2019 ini,” pungkas dia.