Jakarta—Sri Lanka akan menerima dana sebesar USD300 juta – USD600 juta atau setara Rp4,3 triliun – Rp8,6 triliun dari Bank Dunia. Bantuan yang akan diberikan hingga empat bulan ke depan itu akan digunakan untuk membeli obat-obatan dan barang-barang penting lainnya.
Pernyataan dari kantor kepresidenan Sri Lanka menyampaikan, penyaluran dana pertama sebesar 400 juta dolar AS akan segera dilakukan.
Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabri menyatakan kucuran dana itu dimaksudkan sebagai bantuan untuk menghadapi krisis ekonomi terburuk yang tengah melanda negara di Samudera Hindia itu.
“Dana akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan obat-obatan dan kesehatan, jaminan sosial, pertanian dan ketahanan pangan dan kebutuhan gas,” kata pernyataan, dilansir Bloomberg, Rabu (27/4/22).
Negara tetangga India juga sepakat menyediakan USD500 juta atau setara Rp7,2 triliun untuk membeli bahan bakar. Negosiasi juga tengah berlangsung demi mendapatkan dana bantuan tambahan senilai USD1 miliar atau sekitar Rp14,4 triliun dari New Delhi.
Sri Lanka berada di ambang kebangkrutan. Sebanyak USD7 miliar dari total USD25 miliar utang luar negeri jatuh tempo pembayaran pada tahun ini. Kekurangan devisa yang parah membuat negara itu kekurangan uang untuk membeli barang-barang impor.
Selama beberapa bulan belakangan, rakyat Sri Lanka menderita kelangkaan barang-barang penting seperti makanan, gas untuk memasak, bahan bakar dan obat-obatan. Mereka harus antre selama berjam-jam demi membeli stok barang-barang yang terbatas.
Country Manager Bank Dunia untuk Sri Lanka, Chiyo Kanda menyampaikan Bank Dunia berjanji untuk terus memberikan bantuan untuk mengatasi krisis ekonomi saat ini. Perwakilan Bank Dunia dan Presiden Gotabaya Rajapaksa telah bertemu di Rumah Presiden di Kolombo.
Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry dan Menteri Perdagangan Shehan Semasinghe juga hadir dalam pertemuan antara kedua belah pihak tersebut.