Jakarta (Peluang ) : Bank DKI membukukan perolehan laba bersih mencapai Rp 504,90 miliar. Capaian itu tumbuh 30,64 persen per year on year (yoy).
Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy mengatakan, Efisiensi beban bunga menjadi faktor utama yang memberikan dampak positif bagi pertumbuhan laba bersih Bank DKI melalui penjagaan tingkat cost of fund pada level terbilang rendah. Tercatat pertumbuhan laba bersih kuartal II 2022 sebesar 30,64 persen ditopang oleh kenaikan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 9,68 persen. Nilainya dari Rp 1,30 triliun menjadi Rp 1,43 triliun.
“Kuartal II 2022, Bank DKI berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih 30,64 persen yoy menjadi Rp 504,90 triliun dari sebelumnya di kuartal II 2021 sebesar Rp 386,47 miliar,” kata Fidri dalam rilisnya, Kamis (1/9/2022).
Ia menyatakan, fee based income juga memberikan kontribusi positif terhadap laba yang tumbuh 27,97 persen dari semula Rp 206,45 miliar menjadi Rp 264,19 miliar. Selanjutnya, pencapaian pre-provisioning operating profit (PPOP) pada kuartal II 2022 tercatat Rp 797,24 miliar atau meningkat 26,97 persen dibandingkan kuartal II 2021 sebesar Rp 627,91 miliar.
Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto menambahkan, indikator kinerja keuangan Bank DKI mencatatkan pertumbuhan yang baik. Termasuk di antaranya total aset tumbuh 28,99 persen, dari semula Rp 56,73 triliun pada kuartal II 2021 menjadi Rp 73,17 triliun pada kuartal II 2022.
“Selain itu, Bank DKI juga mencatatkan pertumbuhan kredit 20,15 persen menjadi Rp 43,64 triliun dibanding kuartal II 2021 sebesar Rp 36,32 triliun,” ujar Romy.
Pertumbuhan kredit terjadi pada seluruh segmen. Di antranya kata Romy, pertumbuhan kredit segmen mikro memiliki persentase tertinggi 34,77 persen. Pertumbuhan penyaluran kredit juga didukung perbaikan kualitas aset yang ditandai penurunan rasio NPL menjadi 2,26 persen atau turun dari sebelumnya 3,03 persen.
Bank DKI juga mencatatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 35,12 persen dari semula Rp 44,95 triliun menjadi Rp 60,73 triliun. Pertumbuhan DPK utamanya didorong kenaikan dana giro sebesar 30,70 persen dari semula Rp 11,07 triliun menjadi Rp 14,47 triliun.
Romy menyatakan, untuk mendorong pertumbuhan dana murah, Bank DKI terus melakukan pengembangan berbagai produk digital untuk kemudahan bertransaksi. Hingga kuartal II 2022, pengguna aplikasi JakOne Mobile telah mencapai 1,7 juta pengguna dengan jumlah nominal transaksi Rp 9,1 triliun.
Adapun volumenya mencapai 10,8 juta transaksi, diikuti transaksi QRIS yang tumbuh 742 persen. “Dengan memberikan pengalaman bertransaksi yang aman, nyaman dan simpel, kami berharap ini dapat menjaga loyalitas nasabah dalam menggunaan layanan Bank DKI,” tandas Romy. (S1).