BANDUNG—-Pemerintah Kota Bandung bersama Pemerintah Inggris meluncurkan Future Cities Program (FCP) untuk pembagunan kota berkelanjutan.
Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Owen Jenkins meresmikan kerja sama ini di Bandung Planning Gallery, Selasa (11/2/20).
Future Cities Program digagas oleh Pemerintah Inggris untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi secara luas dan inklusif di negara berkembang.
Di Indonesia, program ini diimplementasikan di dua kota, yaitu Bandung dan Surabaya. Khusus di Kota Bandung, program ini akan fokus pada pembangunan sistem angkutan umum terintegrasi.
Berdasarkan kajian Bandung Low Carbon Urban Mobility Plan tahun 2017, Kota Bandung memiliki banyak tantangan dalam manajemen transportasi.
Dengan jumlah penduduk sebanyak 2,5 juta jiwa, angkutan umum hanya memiliki 17% porsi dari seluruh perjalanan di jalan raya. Kemacetan, polusi udara, dan keselamatan jalan menjadi hal yang rawan terjadi.
Sulitnya akses terhadap kendaraan umum dipandang akan menghambat pembangunan sosial dan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Pemerintah Kota Bandung memilih sektor ini untuk menjadi prioritas pembangunan melalui FCP bersama Pemerintah Inggris.
“Masyarakat itu ingin beralih ke transportasi massal. Salah satu alasannya soal kepastian waktu. Dengan kepastian banyak hal, seperti waktu dan availability kursi mudah-mudahan masyarakat semakin mau beralih ke transportasi massal,” kata pria yang karib disapa Kang Yana usai peresmian.
Wakil Wali Kota menuturkan, seluruh transportasi umum di Kota Bandung lebih terintegrasi. Pembangunan sistem, infrastruktur, dan pengembangan sumber daya manusia harus dilakukan secara menyeluruh, agar transportasi publik di Kota Bandung dapat lebih nyaman dan dapat mengurangi kemacetan di jalan raya.
“Mudah-mudahan kita banyak mendapatkan manfaat sehingga masyarakat Kota Bandung sangat diuntungkan ke depan. Masyarakat mendapatkan transportasi masal yang aman, nyaman, tentunya tiketnya harus terjangkau,” ucap Kang Yana.
Sementara Dubes Owen Jenkins menilai Bandung dipandang memiliki kapasitas yang cukup untuk menjadi percontohan bagi daerah lain, terutama untuk menciptakan manajemen transportasi yang menekan emisi karbon.
“Jika Bandung memiliki transportasi, perencanaan, kesetaraan yang baik, dan sebagainya, saya kira akan menjadi model yang baik bagi daerah lain. Kami sangat senang membantu Bandung untuk membangun kapasitas urban sehingga kota lain dapat mengikuti,” ujar Owen.
Kota Bandung memiliki karakteristik yang hampir serupa dengan kota-kota besar di Inggris, seperti London, Birmingham, dan Manchester. Masalah Bandung hari ini juga pernah dihadapi oleh kota-kota itu di masa lalu.
Lanjut Owen, Bandung memiliki isu pertumbuhan sangat cepat, kebutuhan untuk membangun transportasi urban yang lebih banyak, isu kesetaraan, dan menghadirkan energi yang bersih untuk masyarakat.
“Kami ingin membagi pengalaman-pengalaman itu dengan Bandung dan Surabaya,” pungkas Owen.