hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Bamboo Forest for G20, Momentum Kepemimpinan Indonesia dalam Menurunkan Emisi Karbon

Bali (Peluang) : Bamboo Forest for G20 merupakan ruang yang memberikan warna Indonesia kepada dunia untuk mewujudkan green ekonomi.

Terletak di Bali Collection Nusa Dua, Bali, ada satu titik bernama Hutan Bambu Nusantara atau Bamboo Forest for G20. Area ini menjadi pembeda dalam gelaran Presidensi G20 Indonesia, sekaligus menunjukkan kepemimpinan Indonesia dalam upaya penurunan emisi karbon dunia. 

Yayasan Bambu Lestari bersama beberapa organisasi peduli lingkungan didukung Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KemenKopUKM) menjadi inisiator dari terbentuknya Bamboo Forest for G20 ini. 

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (MenKopUKM) Teten Masduki mengatakan, kehadiran Bamboo Forest for G20 menjadi momentum bagi Indonesia untuk menunjukkan leadership dalam green economy. Bertujuan menurunkan emisi karbon serta inklusi sosial dan ekonomi bagi seluruh pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

“Sepeda itu green vehicle, apalagi sepeda bambu. Bambu sebagai alternatif hijau merupakan bahan terbarukan yang dapat dipanen dalam waktu yang jauh lebih pendek dari kayu dan perawatan yang hampir tidak ada karena cukup ditanam satu kali saja,” ujar Teten dalam rilisnya, Senin (14/11/2022).

Penanaman pohon bambu di Indonesia sangat produktif, terbukti bisa panen berkali lipat dengan kualitas yang bagus.

“Bambu kita juga cukup produktif, empat kali lipat dari bambu Tiongkok dan Jepang. Jadi ini salah satu kekuatan green economy kita ke depan,” ungkap MenKopUKM.

Menurutnya, tradisi Indonesia  melestarikan  bambu akan mendorong tumbuhnya riset atas pemanfaatan bambu dalam berbagai sektor serta produk bambu yang terus diperkaya. 

Bambu dapat menjadi sumber energi bersih dan dapat memberikan manfaat yang besar bagi lingkungan. Dalam satu tahun saja, kata Teten, tiap satu hektare bambu dapat menyerap 50 ton karbondioksida, mencegah erosi, dan menyerap 35 juta liter air untuk tiap desa bambu per tahun. 

“Jadi gerakan untuk memperluas desa bambu saya kira langkah yang paling konkret untuk menyelamatkan bumi. Kami optimistis kampanye bambu sebagai green economy selain menjadi kekuatan ekonomi lokal juga akan memberikan kesejahteraan bagi masyarakat luas,” jelas Teten.

Direktur Eksekutif Yayasan Bambu Lestari,  Monica Tanuhandaru menjelaskan Bamboo Forest for G20 merupakan ruang bersama yang memberikan warna Indonesia kepada dunia. 

“Di sini kita bicara soal isu lingkungan, keberlanjutan, diversity, keanekaragaman hayati, green mobility, dan investasi hijau. Ini jadi ruang para aktor dan pemerhati bertemu dan berdiskusi. Ada juga eksebisi berupa produk yang dibuat dari desa, produk keren dan desain keren baik makanan, pakaian termasuk sepeda bambu,” kata Monica. 

Ia menambahkan seluruh pengunjung G20 bisa ke Bali Collection untuk mengunjungi Bamboo Forest for G20. Ruang hijau ini juga menjadi bagian dari Future SMEs Village yang diinisiasi KemenKopUKM. 

Monica berharap event semacam ini lebih sering diadakan. “Kita mengerjakan hutan bambu G20 ini secara gotong royong dan bambunya dipanen dari desa, tukang kerennya juga dari desa. Jadi ini dikerjakan secara gotong royong dalam satu minggu,” ungkapnya.

Monica berharap pemerintah dalam hal ini KemenKopUKM dapat mengembangkan skema penguatan dan pendanaan terkait UKM hijau dan lestari. 

Karena menurut Monica, pentingnya peran UKM dalam menurunkan emisi dan memitigasi perubahan iklim di bumi sangat besar sekali. 

“Jadi harus lebih banyak penguatan kapasitas dan pendanaan agar UKM dapat berkontribusi pada perubahan iklim dan planet yang lebih lestari,” pungkasnya.

pasang iklan di sini