
PeluangNews, Jakarta – Danantara akan membiayai sebagian proyek pembangunan kilang minyak berkapasitas 500.000 barel yang dibangun berdekatan dengan Singapura di wilayah Sumatra.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengungkapkan hal tersebut menjawab wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Sabtu (8/3/2025)
Bahlil berharap ada investor lain termasuk Pertamina, ikut serta berinvestasi dalam pembangunan kilang minyak itu.
“Sebagian (didanai) Danantara, sebagian kami lagi mencari. Kalau memang Pertamina bisa ikut, itu jauh lebih baik,” ujarnya.
Namun, dia belum bisa mengatakan berapa porsi pembiayaannya nanti manakala telah mendapatkan investasi selain Danantara. “Belum sampai ke situ ya,” kata dia. .
Di lokasi terpisah, Bahlil mengutarakan daerah Sumatra menjadi lokasi pembangunan kilang minyak berkapasitas 500.000 barel itu karena pertimbangan bisnis.
“Ya, itu adalah pertimbangan bisnis ya,” kata Bahlil.
Menurut dia, pembangunan kilang itu merupakan bagian dari 21 proyek hilirisasi tahap pertama yang bakal menerima kucuran dana investasi sebesar USD 40 miliar.
Proyek-proyek itu juga bagian dari target hilirisasi senilai US $618 miliar pada 2025.
Di samping pembangunan kilang, beberapa proyek utama lainnya juga mencakup pembangunan fasilitas penyimpanan minyak di Pulau Nipah, Kepulauan Riau, untuk memperkuat ketahanan energi nasional.
Selanjutnya ada pula proyek hilirisasi Dimethyl Ether (DME) baku batu bara sebagai substitusi impor LPG.
Selain sektor energi, Bahlil mengatakan hilirisasi juga menyasar komoditas lain seperti tembaga, nikel, bauksit alumina, kemudian sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan.
Dia menambahkan, pendanaan proyek-proyek itu tidak sepenuhnya bergantung pada investasi asing, misalnya untuk hilirisasi Dimethyl Ether (DME).
Pemerintah terus meningkatkan jumlah proyek hilirisasi dalam tahapan berikutnya untuk mencapai target 26 sektor komoditas yang menjadi prioritas hilirisasi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. []