PALEMBANG—Kalau orang desa pergi ke kota untuk mencari penghidupan lebih baik adalah hal yang biasa. Namun kalau orang kota kembali ke desa yakin masa depan yang cerah, bahkan mengangkat petani desa menjadi naik kelas baru luar biasa.
Salah seorang di antara orang kota itu adalah Azhari Zamil memilih untuk mendirikan Dusun Lemon di Desa Midar, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Alumni STM Pembangunan Jakarta ini bekerjasama dengan mitra tani yang tergabung Kelompok Tani di Desa Midar sebanyak 25 petani dan di Desa Pagar Alam ada 20 petani untuk membudidayakan Lemon.
Dia mendirikan usaha agribisnis dari hulu ke hilir dengan nama Dusun Lemon dengan brand produk Sari Lemon Tropis.
Pria kelahiran 3 September 1966 ini sejak awal menjadi pekebun dan pemasok buah lemon ke[U1] beberapa pasar induk, seperti kramat jati Jakarta, Cibitung, Caringin Bandung, dan Tanah Tinggi Tangerang. Dia sempat memasok bahan baku buah lemon untuk pabrik Sari Lemon di Bekasi.
“Dari pengalaman tersebut, saya menyadari potensi kebutuhan buah Lemon sangat besar, terutama lemon umumnya digunakan sebagai kebutuhan harian. Contohnya untuk bahan baku kuliner, produk kesehatan, produk pembersih, pewangi, bahkan kosmetik,” papar Azhari kepada Peluang, Selasa (15/2/22).
Azhari mengajukan izin produksi tingkat kecamatan IUMK terbit pada Agustus 2019, mengajukan PIRT disetujui pada bulan Januari 2020, mengajukan ijin Halal disetujui November 2020, mengajukan ijin BPOM on process, kandala signal registrasi online. Pada awal produksi Dusun Lemon menyerap 12 tenaga kerja.
Agribisnis saat ini hanya memproduksi Sari lemon dengan kapasitas 12 ribu botol ukuran 250 mililiter per bulan dengan pemasaran ke seluruh Indonesia. Azhari mengungkapkan ke depan dia merencanakan produk olahan leman lainnya, seperti memproduksi sabun, permen, panganan, dan minyak lemon
“Sebelum pandemi kami mampu menjual antara 6 ribu hingga 8 ribu botol. Namun pandemi membuat kami terimbas dengan penjualan sempat mendekati angka nol,” ujar dia, seraya mengatakan belum mempunyai mitra.
Untuk bisa bertahan Dusun Lemon menjalankan dua strategi,mempertahankan eksistensi usaha dengan menghilangkan biaya rutin, seperti menghilangkan biaya rutin seperti gaji karyawan tetap dan biaya produksi seperti listrik, mesin, dan sebagainya.
Lanjut dia, Dusun Lemon agak terlambat merubah pekerja dengan gaji tetap dengan pekerja harian sesuai dengan aktivitas produksi. Strategi kedua adalah berupa promosi terbatas, termasuk memanfaatkan program promosi gratis
Azhari berharap ke depan situasi akan lebih membaik. Pasalnya kebutuhan lemon akan terus meningkat dan tipikal lemon yang berbuah sepanjang tahun dengan masa panen yang cukup singkat, serta tipikal buah lemon varietas yang cocok untuk kebutuhan tersebut.
“Kami belum menargetkan ekspor, karena untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja belum bisa,” tutupnya (Irvan).