hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Aya Sofia, Lestarikan Sasaringan, Berdayakan Ibu Rumah Tangga

BANJARMASIN—Sebagai warga Banjar wajib hukumnya bagi Aya Sofia untuk melestarikan budaya Banjar, yaitu kain sasirangan.  Warga Kelurahaan Gambut, Kecamatan Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan ini  mempunyai juga punya keahlian menjahit dan menggambar.

 Dengan modal itu, Aya Sofia memulai usaha ini dengan serius pada 2017. Dengan brand Kindsat Limpuar Sasaringan ini menrapkan keahlianya memproduksi Sasaringan, dengan motif etnik Banjar,    motif jelujur atau garis-garis vertikal dari atas ke bawah yang memanjang.

“Benda-benda alam di Kalimantan Selatan menjadi landasan gambar motif tersebut. Tiap motif dapat dipakai oleh seluruh masyarakat tanpa ada perbedaan dan pelanggaran terhadap adat istiadat Suku Banjar,” ujar Aya Sofia dalam keterangan persnya, Selasa (24/11/20).

Sofia bercerita, Sasirangan sendiri berasal dari kata Bahasa Banjar, yaitu sirang yang berarti menjelujur. Motifnya dibuat dengan jahitan dengan teknik jelujur. Kemudian jelujur ditarik atau disisit agar pewarna tidak masuk dalam pola.

”Inilah keunikan kain Sasirangan, motif didapat dari kain yang tidak terkena pewarnaan,” jelas Sofia.

Setelah itu barulah masuk proses finishing. Kain diwarna 2-3 kali, lalu dibilas dan dijemur. Kain pun siap dipajang dan digunakan untuk berbagai macam mode fashion.

Sofia mematok harga produk mulai dari kisaran Rp 100 ribu hingga paling mahal Rp 800 ribu. Harga jual produk berbeda tergantung jenis kain. Ada kain katun, sutra, dan primissima. Kerumitan motif, ada motif klasik dan motif modern. Serta pewarnaan, menggunakan pewarna alam dan sintetis.

Dengan patokan harga tersebut, Sofia mampu memberdayakan masyarakat sekitar untuk ikut membantu produksinya. Setidaknya terdapat 2 karyawan tetap, dan 5 karyawan lepas yang ikut membantunya sehari-hari. Mereka merupakan tetangga sekitar rumah Sofia di mana mayoritas adalah para ibu rumah tangga.

Dalam hal pemasaran, jangkauan penjualan produk Sasirangan miliknya sudah cukup luas. Baik di sekitar wilayah Kalimantan Selatan sendiri, maupun berbagai wilayah di Indonesia. Media yang dipakai juga cukup beragam.

Mulai dari pemasaran dari mulut ke mulut hingga beberapa upaya Go Digital lewat media sosial @sasirangankindaylimpuar.

Kerja keras Aya Sofia ini rupanya dilirik Pertamina Pesero untuk jadi mitra binaannya. Produk karyanya makin dikenal orang.

“Sejak menjadi binaan Pertamina pada tahun 2018. Kinday Limpuar Sasirangan mulai dikenal, semakin banyak kenalan dan relasi yang ditemui. Modal pinjaman dapat dimanfaatkan secara optimal. Saya sangat berterima kasih kepada Pertamina atas bantuan ini,” tuturnya.

Sofia berharap, di bawah binaan Pertamina, bisnis yang digeluti bisa terus berkembang. Terutama targetnya adalah agar Go Global. Mengenalkan budaya Kalimantan yakni kain Sasirangan ke kanca internasional. Dengan begitu, dapat turut mengangkat budaya Indonesia lebih banyak dikenal bangsa lain.

pasang iklan di sini