
PeluangNews, Jakarta – Dolar AS menguat setelah AS dan China sepakat memangkas tarif dagang karena kesepakatan ini meredakan kekhawatiran pasar terhadap resesi global, meningkatkan sentimen risiko, dan memperkuat daya tarik aset-aset berdenominasi dolar AS. Selain itu, ekspektasi bahwa The Fed tidak akan segera memangkas suku bunga turut mendukung penguatan dolar. Berikut adalah hal yang menjadi dasar kenapa dolar menjadi aset safe haven:
1. Meredakan Kekhawatiran Resesi Global
- Perang dagang antara AS dan China selama ini menimbulkan kekhawatiran resesi global karena dua ekonomi terbesar dunia saling mengenakan tarif tinggi, yang berpotensi menghambat perdagangan dan pertumbuhan ekonomi dunia.
- Ketika kedua negara sepakat menurunkan tarif-AS dari 145% menjadi 30% dan China dari 125% menjadi 10% untuk periode 90 hari-pasar menilai risiko resesi menurun dan ketidakpastian berkurang. Dengan kondisi tersebut, bahkan Goldman Sachs memangkas estimasi risiko resesi di AS menjadi 35% dari 45%.
2. Peningkatan Selera Risiko Investor
- Meredanya ketegangan dagang membuat investor lebih berani mengambil risiko (risk-on), sehingga dana global mengalir ke aset-aset yang lebih berisiko, namun juga tetap mencari keamanan di aset dolar AS yang likuid dan stabil.
- Dolar AS, selain sebagai aset safe haven, juga mendapat dukungan karena imbal hasil obligasi AS (US Treasury) naik, sehingga menarik minat investor global.
3. Ekspektasi Kebijakan The Fed
- Dengan membaiknya prospek ekonomi global akibat kesepakatan ini, pasar menilai The Fed (bank sentral AS) tidak perlu segera memangkas suku bunga.
- Imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun melonjak ke 4,45%, memperlebar selisih suku bunga dengan negara lain dan memperkuat dolar AS.
- Pasar suku bunga bahkan menghilangkan ekspektasi pemotongan suku bunga The Fed untuk tahun 2025, sehingga permintaan dolar tetap tinggi.
4. Kinerja Indeks Dolar AS
- Indeks dolar AS (DXY), yang mengukur kekuatan dolar terhadap mata uang utama, naik tajam setelah pengumuman kesepakatan, mencapai level tertinggi satu bulan dengan kenaikan harian sekitar 1–1,5%.
- Penguatan ini terutama terjadi terhadap mata uang safe haven seperti yen Jepang dan franc Swiss, karena investor berpindah ke aset dolar AS
Bagaimana Bila the Fed Pangkas Suku Bunga?
Dolar AS diperkirakan akan tetap kuat setidaknya sepanjang tahun 2025, bahkan berpotensi berlanjut hingga awal 2026. Kecuali bila AS melakukan pemangkasan suku bunga secara aktif, maka hal itu dapat menjadi alasan bagi pasar untuk melepas dolar.
Demikian penjelasan bila Suku Bunga The Fed Dipangkas;
- Penurunan Daya Tarik Aset Berdenominasi Dolar
Pemangkasan suku bunga oleh The Fed menurunkan imbal hasil aset keuangan AS, seperti obligasi pemerintah (US Treasury). Hal ini mengurangi daya tarik dolar AS bagi investor global yang mencari hasil investasi lebih tinggi, sehingga permintaan dolar menurun dan nilainya melemah. - Reaksi Pasar Terhadap Pemangkasan Suku Bunga AS
Pasar keuangan biasanya sudah mengantisipasi pemangkasan suku bunga jauh hari sebelumnya. Jika pemangkasan terjadi sesuai ekspektasi, pengaruh negatif terhadap dolar bisa terbatas atau sudah tercermin sebelumnya. Namun, jika pemangkasan lebih agresif atau lebih cepat dari perkiraan, dolar bisa tertekan lebih tajam. - Dampak pada Arus Modal dan Nilai Tukar Mata Uang Negara Lain. Melemahnya dolar AS biasanya diikuti oleh penguatan mata uang negara lain, terutama negara berkembang yang memiliki ruang kebijakan moneter untuk melonggarkan suku bunga. Hal ini dapat mendorong arus modal masuk ke pasar negara berkembang dan memperbaiki nilai tukar mata uang mereka.
- Konteks Ekonomi dan Kebijakan Trump
Namun, pemangkasan suku bunga The Fed diperkirakan akan dilakukan secara hati-hati dan bertahap karena inflasi masih relatif tinggi akibat kebijakan tarif impor Presiden Trump yang menekan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan risiko stagflasi. Oleh karena itu, penguatan dolar mungkin masih berlanjut sampai pemangkasan suku bunga benar-benar terjadi dan dampaknya terasa nyata.
Jika The Fed memangkas suku bunga tahun ini, dolar AS cenderung melemah karena imbal hasil aset AS turun dan permintaan dolar berkurang. Namun, efek ini bergantung pada kecepatan dan besaran pemangkasan serta ekspektasi pasar sebelumnya. Pemangkasan suku bunga juga dapat mendorong penguatan mata uang negara lain dan arus modal ke pasar berkembang. Namun, karena kondisi inflasi dan ketidakpastian kebijakan perdagangan masih tinggi, The Fed diperkirakan akan melakukan pemangkasan secara hati-hati, sehingga pengaruhnya terhadap dolar mungkin bertahap dan tidak langsung drastis.
PT Octa Investama Berjangka menyediakan pelatihan tanpa biaya untuk mempelajari pasar derivatif komoditas, mata uang asing, dan indeks saham luar negeri. OIB Pialang Berjangka berizin resmi dari Bappebti serta diawasi oleh OJK dan Bank Indonesia. Di samping itu Anda akan mendapatkan AKUN DEMO yang dapat digunakan untuk latihan bertransaksi terhadap produk tersebut di atas secara live. Kunjungi website kami untuk informasi lebih lanjut: https://client.octa.co.id/register
Disclaimer : Transaksi Perdagangan berjangka komoditi atau trading derivative memiliki potensi keuntungan dan risiko kerugian yang tinggi. (RO)