Koperasi di sektor produksi akan lebih diperkuat melalui reorientasi pembiayaan LPDB-KUMKM dan sinergi dengan Jamkrindo. Soko guru ekonomi itu juga akan dilibatkan dalam program andalan Makan Bergizi.
Duet Budi Arie Setiadi dan Ferry Juliantono yang masing-masing sebagai Menteri Koperasi dan Wakil Menteri Koperasi menawarkan gagasan baru agar koperasi lebih bertaji dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Caranya antara lain memperkuat peran Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) untuk membiayai koperasi di sektor produksi dan mendorong akar rumput seperti petani dan nelayan bergabung dalam wadah koperasi.
Ferry Juliantono mengungkapkan reorientasi pembiayaan LPDB-KUMKM dari KSP ke koperasi sektor produksi akan lebih menggerakan sektor perekonomian. “Saya minta LPDB-KUMKM mengurangi, kalau bisa disetop, pembiayaan kepada koperasi simpan pinjam,” ucap WamenKop Ferry, pada acara Silaturahmi Dekopin di Jakarta.
Melalui pembiayaan dari LPDB-KUMKM maka nantinya koperasi sektor produksi seperti koperasi pertanian, peternak, dan nelayan akan bangkit. Ini akan menimbulkan efek pengganda bagi perekonomian melalui penambahan lapangan kerja baru selain meningkatnya perputaran barang atau produk yang dihasilkan.
Lebih lanjut, peran LPDB-KUMKM akan diperluas sebagai embrio bank khusus koperasi sehingga sokoguru ekonomi itu akan mempunyai likuiditas yang cukup untuk membiayai aktivitas usaha. Dengan adanya sumber dana murah, maka koperasi akan semakin kompetitif dan lebih punya peran dalam menggerakan roda perekonomian.
Menilik sejarah, bank khusus koperasi sebenarnya pernah diperankan oleh Bank Bukopin sebelum diambil alih oleh investor asal Negeri Ginseng. Bukopin menjadi andalan bagi koperasi-koperasi untuk menyimpan dana dan mengajukan kredit.
WamenKop Ferry menambahkan, selain mereorientasi pembiayaan LPDB-KUMKM ke koperasi sektor produksi, pihaknya juga akan mendekati PT Jamkrindo sebagai lembaga penjaminan kredit. Ini tidak lepas dari peran sejarah Jamkrindo yang lahir dari rahim Kementerian Koperasi. “Saya akan tandemkan LPDB-KUMKM dan Jamkrindo untuk memperlancar seluruh kegiatan koperasi di Indonesia,” ungkap Ferry.
Jika rencana ini berjalan mulus, sangat mungkin usaha koperasi akan membesar. Sebab, risiko kredit merupakan salah satu momok yang dihadapi koperasi dan lembaga keuangan lainnya. Peran penjaminan kredit yang dilakukan oleh Jamkrindo akan mengurangi risiko kredit tersebut.
Selain itu, Ferry mendorong koperasi untuk terlibat dalam program Makan Bergizi yang menelan total anggaran sebesar Rp71 triliun. “Kepala Badan Gizi sudah diperintah Presiden Prabowo agar program Makan Bergizi harus melibatkan ekonomi kerakyatan dan koperasi,” kata WamenKop.
Keterlibatan koperasi dalam program pemerintah akan memberikan efek positif untuk pengembangan usaha koperasi seperti yang pernah terjadi di zaman Orde Baru. Ambil contoh keterlibatan KUD hingga di pelosok dalam mendukung program pertanian pemerintah untuk swasembada beras. Banyak KUD berfungsi sebagai distributor sarana produksi pertanian.
Sementara dorongan agar petani dan nelayan bergabung dalam koperasi terkait dengan wacana Presiden Prabowo untuk menghapus kredit macet kelompok ini. Beban kredit menjadi penghalang petani dan nelayan untuk meningkatkan produktivitas usaha.
“Sejarah membuktikan bahwa petani kita mampu bertahan dari dampak krisis ekonomi di tahun 1997-1998 terutama di pedesaan pada saat itu, kekuatan mereka kita bisa menjadi benteng dari efek krisis moneter,” kata WamenKop Ferry.
Skema penghapusan utang ini rencananya akan diberikan kepada petani, nelayan, dan UMKM yang memenuhi persyaratan tertentu. Setelah mendapatkan pemutihan, kelompok masyarakat ini dapat mengakses pembiayaan kembali kepada lembaga keuangan.
“Ke depan pembiayaan harus diberikan melalui kelompok yaitu koperasi, jadi tidak bisa langsung diberikan ke individu-individu langsung. Kami dalam waktu dekat akan mengusulkan ke Presiden agar ada pengaturan terkait ini,” kata Ferry.
Melalui koperasi yang menempatkan suara anggota dalam kasta tertinggi pengambilan keputusan maka pengawasan akan lebih mudah dilakukan. Ini penting agar tidak terjadi moral hazard dalam penggunaan dana kredit.
Pegiat koperasi tentu menantikan rencana-rencana bagus dari duet Budi Arie dan Ferry Juliantono di Kementerian Koperasi untuk dapat segera dieksekusi. Dengan begitu, koperasi dapat memainkan peran yang lebih signifikan dalam menopang pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan mencapai 8% dalam lima tahun mendatang.(Kur)