hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

ARAH BARU BISNIS KOPERASI

Oleh : Kamaruddin Batubara

Selama ini koperasi terbelenggu oleh aturan yang melulu berkutat dalam satu bidang usaha saja. Akibatnya, koperasi sulit berkembang. Seharusnya lembaga ekonomi yang ditahbiskan sebagai sokoguru perekonomian ini berani membangun peradaban baru, think of out the box atau berpikir di luar kotak. Jika masih berpikir in the box, akan semakin sulit untuk mewujudkan kemandirian ekonomi umat. Dalam menjalankan usahanya koperasi harus mulai merambah bidang lain, tidak hanya berkutat pada simpan pinjam, ritel, maupun usaha terbatas lainnya.

Revolusi industri 4.0 menjadi sebuah tantangan yang harus disikapi, jika tidak maka koperasi akan tertinggal. Era digital telah mengubah segalanya. Penerapan teknologi digital sangat berdampak pada gangguan (disruptive) dalam proses bisnis, model bisnis, interaksi sosial dan berbagai aspek kehidupan yang selama ini dinggap sudah mapan. Oleh karena itu koperasi harus mampu beradaptasi dengan perubahan ini.

Kemajuan teknologi pun tidak membuat kita gelap mata. Perubahan itu diikuti, namun sejatinya tidak boleh mengabaikan prinsip pokok berkoperasi. Ibarat sebuah bangunan, koperasi harus berdiri kokoh dalam fondasi yang kuat. Karena sebagus apapun sistem teknologi yang dirancang, jika fondasi dasarnya tidak kokoh, maka tunggulah kehancurannya.

Menghadapi tantangan yang begitu berat, sudah saatnya koperasi melakukan loncatan-loncatan yang lebih besar dalam arah baru bisnis koperasi.  Inovasi pada berbagai bidang usaha, seperti pertanian, peternakan, kesehatan, pendidikan dapat menjadi arah baru dalam bisnis koperasi. Untuk menjalankan bisnis tersebut, tentu koperasi tidak dapat berdiri sendiri, melainkan melalui kerja sama atau kolaborasi. Oleh karena itu kerja sama diantara koperasi menjadi penting dalam mewujudkan satu kekuatan ekonomi yang lebih besar.

Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) hadir ditengah-tengah kegalauan ekonomi. Kopsyah BMI bagaikan percikan air yang bagitu menyejukkan. Koperasi yang memberikan solusi dalam ekonomi melalui pemberdayaan umat dengan berpegang teguh pada prinsip-prinsip koperasi dan syariah.

Untuk membangun fondasi yang kokoh, Kopsyah BMI menjalankan aktivitas bisnisnya dengan mengintegrasikan lima instrumen dan pilar pemberdayaan, yaitu sedekah, pinjaman, pembiayaan, simpanan dan investasi. Untuk mencapainya, Kopsyah BMI fokus pada aspek ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial dan spiritual. Bentuk pemberdayaan lainnya dilakukan melalui pengelolaan dan pemanfaatan ZISWAF (zakat, infaq, sedekah dan wakaf). Perpaduan tersebut menghasilkan satu konsep baru dalam berkoperasi, yaitu Model BMI Syariah.

Implementasi Model BMI Syariah dalam bisnis mengacu pada Norma dan Nilai. Norma merupakan serangkaian kebijakan solutif dengan semangat kekeluargaan dan gotong royong berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Begitupun nilai yang dijalankan merupakan kegiatan sosial pemberdayaan dengan semangat pemerataan ekonomi untuk kesejahteraan.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Kopsyah BMI terus berinovasi dengan menciptakan variasi produk, seperti simpanan, pinjaman dan pembiayaan. Norma dan nilai yang telah melembaga dalam organisasi sangat mendukung tercapainya pilar pemberdayaan bagi masyarakat. Pola pemberdayaan lainnya dilakukan dengan mengedukasi karyawan dan anggotanya melalui pendekatan sedekah (meminta dengan cara memberi). Dengan bersedekah rezeki akan bertambah dan keberkahan akan datang.       

Menuju Cooperative Governance

Prinsip pengelolaan koperasi bersifat demokratis, yang sangat relevan dengan konsep pengelolaan bisnis modern. Tata kelola pada koperasi (cooperative governance) menjadi sebuah keharusan. Untuk mewujudkan tata kelola koperasi yang baik, perlu kiranya memperkuat nilai-nilai spiritual yang melekat pada Kopsyah BMI. Nilai-nilai tersebut diyakini telah membawa Kopsyah BMI dalam panggung prestasi.

Konsep bisnis Kopsyah BMI memadukan nilai Islam kedalam aktivitas ekonominya. Sebagaimana nilai-nilai ini melekat dalam pribadi seorang Nabi dan Rasul Muhammad SAW. Nilai-nilai tersebut berifat universal dalam keberagaman agama dan menjadi standar etika internasional. Jika dijalankan dalam aktivitas bisnis koperasi, tentu sangat relevan dengan prinsip bisnis modern.

Fondasi dasar ekonomi Islam harus melembaga dalam aktivitas Kopsyah BMI. Fondasi dasar ini antara lain Aqidah, Syariah dan Akhlak. Aqidah adalah konsep ketuhanan, yang dapat membimbing aktivitas ekonomi koperasi agar sesuai dengan prinsip syariah. Akhlak dalam berkoperasi hendaknya mengacu pada sifat dan perilaku Nabi, yaitu shiddiq, amanah, fathonah, dan tabligh. Akhlak adalah fondasi dasar ekonomi yang dibangun oleh Kopsyah BMI. 

Setelah nilai Islam terinternalisasi dalam aktivitas bisnis, maka akan memudahkan bagi koperasi dalam mewujudkan cooperative governance. Dengan fondasi yang kokoh dan perpaduan teknologi di dalamnya, diharapkan koperasi mampu tumbuh subur di era teknologi saat ini. Sehingga kehadiran koperasi benar-benar dapat dirasakan manfaatnya dan tidak kalah bersaing dengan bisnis modern yang ada.

Menjadi cita-cita bersama dalam ekonomi Islam, yaitu mewujudkan kemaslahatan/kesejahteraan bagi umat manusia. Tidaklah kita menyadari, dalam kelahirannya manusia diciptakan untuk menjadi khalifah dimuka bumi sebagai penebar rahmat bagi sekalian alam. Jika koperasi dikelola dengan baik, tentu cita-cita tersebut dapat dengan mudah terwujud melalui gerakan ekonomi dan pemberdayaan umat/masyarakat. 

Model tata kelola pada Kopsyah BMI lebih menitikberatkan pada pola pemberdayaan melalui pendidikan dan pelatihan bagi karyawan dan anggota. Karena pemahaman terhadap perkoperasian bukan saja bagi pengurus dan karyawan saja, akan tetapi bagi anggota juga. Anggota sangat membutuhkan pelatihan-pelatihan produktif, sehingga pembiayaan yang diterima tepat sasaran. Melalui pemberdayaan ini akan terjalin hubungan yang sinergi sebagai kekuatan dan gerakan ekonomi yang mandiri. 

Sebagai wujud tanggung jawab koperasi dalam gerakan sosial, Kopsyah BMI merealisasikannya melalui program-program nyata bagi anggota dan non anggota, seperti: pembangunan hibah rumah siap huni dan penyediaan sarana air dan sanitasi. Dalam pencapaian terakhir, Kopsyah BMI telah membangun rumah gratis sebanyak 180 unit dengan menghabiskan biaya rata-rata sebesar Rp40 juta per unit. Sarana air dan sanitasi telah dibangun sebanyak 12.002 unit (Air: 8.352 unit; Sanitasi: 3.650 unit) dengan biaya rata-rata sebesar Rp5,5 juta per unit. Untuk hibah sanitasi Masjid, Musholla dan Pesantren sebanyak 67 unit atau senilai Rp1,4 miliar.

 Arah Baru Bisnis Koperasi 

Melalui tata kelola koperasi yang baik, akan semakin jelas arah baru bisnis koperasi dimasa mendatang. Koperasi tidak saja berorientasi pada pencapaian keuntungan semata, melainkan pada pemerataan kesejahteraan melalui pemberdayaan. Konsep ini sejalan dengan triple bottom line atau dikenal dengan 3P, yaitu: profit, people, dan planet sebagai konsep ekonomi berkelanjutan.

Menjadi sebuah keharusan bagi koperasi untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Dengan keuntungan maksimal, memberikan peluang kepada koperasi untuk mengembangkan bisnis barunya. Namun dibalik pencapaian keuntungan maksimal, koperasi tidak melupakan perannya dalam pemberdayaan anggota melalui pendidikan perkoperasian dan pelatihan-pelatihan produktif serta pendampingan usaha. Begitupun dalam aktivitas bisnisnya koperasi harus menjadi pionir, dalam gerakan ekonomi yang ramah lingkungan.       

Arah baru bisnis koperasi bagi Kopsyah BMI tidak saja pada simpan pinjam, melainkan terus berinovasi pada pengembangan bisnis baru bidang produksi, pertanian, peternakan, kesehatan, pendidikan, sosial, dan perumahan dengan semangat pemberdayaan untuk pemerataan. Perluasan bidang bisnis baru ini diharapkan mampu mewujudkan kesejahteraan bagi anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya.

pasang iklan di sini