octa vaganza
Berita  

Apsindo Tingkatkan Ekosistem Industri Sepeda Listrik

Peluangnews, Jakarta – Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo meyakini rencana peningkatan ekosistem industry sepeda listrik seiring dengan peralihan dari sepeda gowes terutama harga baterai yang murah serta perawatan (maintenance).

“Concern (perhatian utama) kami seiring dengan peningkatan sepeda listrik, (yakni) keamanan baterai. Ada kekhawatiran, terjadi ledakan atau terbakar karena kualitas baterai yang tidak bagus,” ujar Eko Wibowo mengatakan kepada Redaksi, Selasa (22/8/2023).

Seliweran sepeda listrik terutama di berbagai komplek perumahan membuktikan respons positif pasar terhadap kendaraan ramah lingkungan. Sepeda listrik sering digunakan ibu-ibu rumah tangga di tengah berbagai aktivitas, seperti mengantar anak ke sekolah, belanja di pasar dan lain sebagainya. Rencana pemberian insentif dan infrastruktur pendukung sepeda listrik diyakini bisa meningkatkan orientasi masyarakat berkendaraan ramah lingkungan.

“Sepeda listrik dan moped (sepeda listrik jenis tertentu) dibatasi kecepatannya, tidak boleh melebihi 25 km/hour. Batas maksimal 25 km/hr merupakan regulasi Kemenhub (Kementerian Perhubungan). Kalau melewati batas 25 km/hr, harus dibarengi dengan STNK dan sertifikasi uji tipe (SUT) yang diterbitkan Kemenhub,” kata Eko Wibowo.

Industri sepeda gowes sempat mengalami permintaan di pasar dalam negeri di masa pandemic covid-19. Hal tersebut wajar saja karena kegiatan rekreasi masyarakat dibatasi untuk ke luar kota atau luar negeri. Sehingga banyak masyarakat berekreasi dengan sepeda, bahkan gowes mendaki gunung. Permintaan pasar sampai tiga kali lipat dari sebelum masa pandemic covid.

“Tapi seiring dengan meredanya covid, permintaan kembali normal. Kondisi pasar selama dan setelah covid di luar negeri termasuk Tiongkok, Taiwan, sama dengan di Indonesia. tapi industry sepeda dalam negeri, terutama anggota Apsindo sudah antisipasi pasar dengan produksi sepeda listrik. Kami optimis dengan pasar sepeda listrik di dalam negeri Indonesia,” ungkap Eko Wibowo. (alb)

Exit mobile version