
Peluang News, Trenggalek – APKASI (Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia) di Hari Ulang Tahun ke-24, menegaskan komitmennya pada energi hijau. Hal itu menjadi kebutuhan mendesak di tengah tantangan perubahan iklim global dan lingkungan.
Demikian benang merah dalam Dialog Nasional dengan tema Ekonomi Hijau Pembangunan Rendah Karbon, dalam rangkaian HUT ke-24 APKASI di Pendapa Bupati Trenggalek, Trenggalek, Jawa Timur, Sabtu (8/6/2024).
“Perlu adanya langkah nyata dan pembangunan infrastruktur rendah karbon menjawab tantangan perubahan iklim global,” ucap Sekretaris Jenderal (Sekjen) APKASI, Adnan Purichta Ichsan dalam tayangan youtube, Kominfo Kabupaten Trenggalek.
Untuk mencapai hal tersebut, jelas Adnan, membutuhkan kolaborasi dan strategi untuk menyatukan visi dan misi dalam prinsip ekonomi hijau dan rendah karbon dari semua elemen termasuk kepala daerah. Untuk itu, momentum HUT APKASI ke-24 merupakan saat tepat sebagai langkah awal dalam menyamakan keinginan tersebut.
“Perlu ada strategi terbaik untuk mengintregrasikan prinsip ekonomi hijau dan rendah karbon dan saling menginspirasi menjadi ekonomi berkelanjutan. Workshop ini bisa menjadi langkah awal lebih hijau, lebih berkelanjutan dan berdaya untuk indonesia,” ucapnya.
Langkah pertama yang perlu dilakukan kepala daerah ialah membuat rencana hingga lingkup pemerintahan terkecil di bawahnya agar menjalankan beragam aktifitas yang mendukung perubahan iklim lebih baik.
Dalam kesempatan itu, Bupati Trenggalek Mochammad Nur Arifin mengatakan, krisis iklim yang terjadi saat ini memicu bencana alam di berbagai wilayah, bahkan tidak sedikit yang menimbulkan korban jiwa. Untuk itu, menjadi alasan penting untuk menjadi perhatian bersama, termasuk pemerintah daerah.
Di Kabupaten Trenggalek sendiri, lanjut dia, prinsip-prinsip ekonomi hijau yang rendah karbon sudah diterapkan. Meskipun wilayah ini menjadi kawasan yang banyak dihuni dengan beragam pepohonan dan tidak terlalu banyak industri yang menimbulkan polusi.
“Kabupaten Trenggalek ini masih banyak hutan dan agroindustri tidak seperti kota, kalau kita pikir ngapain mikirin pembangunan rendah karbon? Bila tidak bisa diantisipasi perubahan iklim, diperkirakan kematian akibat krisis iklim bisa mencapai 4 juta orang karena krisis iklim memicu bencana alam, perebutan energi, perang. Ini merupakan isu global,” ujar Cak Ipin, sapaan Bupati Trenggalek.
Sebelumnya, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Trenggalek, Edif Hayunan Siswanto menyampaikan, HUT APKASI ke-24 terbagi dalam 3 event besar, yakni gala dinner HUT APKASI, pemilihan Putri Otonomi Indonesia (POI) 2024, dan Workshop Smart Mobility yang dilakukan oleh Council of Asian Liberals and Democrats (CALD).
“Untuk HUT APKASI, akan dimulai Jumat malam (7/6/2024) di Tebing Kepuh, yang dibuka dengan acara welcome dinner dan fashion show desainer lokal,” ujar Edif..
Puncak acara HUT APKASI-24, jelas dia, berlangsung pada hari Sabtu (8/6/2024), di Pondok Prigi Cottage, yang ditandai dengan kegiatan tasyakuran serta pemotongan tumpeng. (RO/Aji)