hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Apa kabar Koperasi Asuransi?

Keberadaan Koperasi Asuransi hingga saat ini belum terlalu populer di Indonesia. Padahal di masa lalu pernah ada perusahaan berbadan hukum koperasi yang kemudian bubar karena salah urus. Potensi pasarnya sebetulnya sangat menjanjikan. Butuh regulasi dan keberpihakan pemerintah dan regulator untuk mendorong lebih banyak koperasi masuk ke bisnis asuransi.

Wakil Rektor Institut Koperasi Indonesia yang juga pemerhati microfinance Prof Dr Ahmad Subagyo mengatakan secara regulasi koperasi memang tidak memungkinkan untuk menjalankan langsung bisnis asuransi.

“Koperasi close loop tidak boleh memiliki bisnis di sektor keuangan yang langsung berada di bawah supervisi OJK. Dengan begitu, bisnis asuransinya harus di-spin off,” ujarnya.

Secara umum, dia melihat saat ini Perusahaan asuransi yang dimiliki koperai di Indonesia cukup kompetitif menghadapi persaingan pasar.

Pengamat asuransi Irvan Rahardjo mengatakan salah satu perusahaan asuransi yang punya sejarah panjang di Indonesia sebetulnya adalah Asuransi Bumiputera. Perusahaan asuransi ini menjalankan usaha dengan model bisnis mutual, artinya sahamnya dimiliki oleh pemegang polis. “Jadi praktiknya mirip koperasi, Cuma bedanya pada asuransi model ini tidak ada modal dasar dan modal disetor yang harus dikeluarkan oleh pemegang polis,” ungkapnya.

Akhirnya, asuransi tersebut kesulitan mengembangkan usahanya. Dan. seperti kita ketahui bersama, asuransi ini belakangan memang bermasalah. Tentu saja, ada masalah mismatch dan tata Kelola yang ikut menyumbangkan masalah terhadap krisis yang dihadapi Bumiputera.

Irvan melihat bahwa ke depan sebetulnya ada peluang yang bisa diharapkan dari koperasi untuk mengembangkan bisnis asuransi menyusul keberadaan Koperasi Desa Merah Putih. Tetapi, tentu saja masih lama prosesnya karena koperasi ini sama sekali belum teruji dan belum terlihat prospeknya.

Di luar itu, menurut dia saat ini sebetulnya bukan waktu yang tepat bagi koperasi untuk mengembangkan bisnis asuransi.

Dari sisi regulasi, OJK saat ini tengah memperketat batasan permodalan bagi Perusahaan asuransi dengan menaikkan setoran modal hingga Rp250 miliar dan akan menjadi Rp1 triliun pada tahun 2028.

“Dengan kondisi seperti ini pun, tak sedikit Perusahaan asuransi eksisting yang kesulitan untuk memenuhi ketentuan setoran modal minimum tersebut,” ujarnya.

Terlebih lagi, dengan mencuatnya sejumlah kasus yang menimpa koperasi belakangan ini. Koperasi asuransi akan sulit mendapatkan kepercayaan maskarakat. Padahal, bisnis asuransi yang memiliki keterkaitan erat dengan kepercayaan.

Dengan kondisi tersebut, Irvan tidak merekomendasikan koperasi untuk masuk ke bisnis asuransi pada situasi saat ini. Meski tak sedikit yang pesimistis, toh sebagian asuransi milik koperasi yang kini ada di Indonesia memiliki kinerja yang cukup progresif. Ini adalah sebagian dari Perusahaan asuransi tersebut.

 

PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMA Syariah)

Siapa yang tak kenal Kospin Jasa. Berakar dari gerakan koperasi nasional, PT Asuransi Jiwa Syariah Jasa Mitra Abadi Tbk (JMA Syariah) tumbuh menjadi salah satu perusahaan asuransi jiwa syariah yang paling progresif di Indonesia. Didirikan pada 15 Agustus 2014 oleh Kospin JASA, JMA Syariah resmi beroperasi setelah memperoleh izin OJK pada 2015 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 2019.

Sebagai anak usaha Kospin JASA, JMA Syariah mengemban misi menghadirkan perlindungan keuangan berbasis ta’awun (tolong-menolong) dan keadilan syariah. Perusahaan menawarkan berbagai produk asuransi jiwa individu dan kumpulan, termasuk perlindungan keluarga, pembiayaan syariah, serta program manfaat karyawan. Pendekatan berbasis prinsip risk sharing menjadi pembeda utama dari asuransi konvensional.

Kinerja keuangan JMA Syariah terus menunjukkan tren positif. Tahun 2024, perusahaan mencatat pendapatan kontribusi (premi bruto) sebesar Rp253,7 miliar, tumbuh 62% dari tahun sebelumnya. Laba bersih naik menjadi Rp2,83 miliar, sementara total aset mencapai Rp306,18 miliar. Hingga kuartal I 2025, aset meningkat menjadi Rp324,99 miliar, dengan kontribusi bruto tumbuh 18% dan laba bersih mencapai Rp1,4 miliar.

Dengan dukungan kuat dari Kospin JASA, JMA Syariah terus memperluas jaringan mitra dan literasi keuangan syariah, terutama di sektor koperasi dan UMKM. Transformasi digital juga digalakkan untuk memperkuat layanan berbasis teknologi dan efisiensi operasional.

Kini, JMA Syariah bukan hanya simbol keberhasilan koperasi dalam menembus industri keuangan nasional, tetapi juga wujud nyata dari cita-cita ekonomi umat—menghadirkan perlindungan, keberkahan, dan kebersamaan dalam satu sistem keuangan yang adil dan berkelanjutan.

 

PT Asuransi Takaful Umum

Sebagai pelopor industri asuransi syariah di Indonesia sejak 1994, PT Asuransi Takaful Umum kini memasuki babak baru yang lebih solid di bawah dukungan Kospin JASA. Koperasi besar ini secara bertahap mengakuisisi saham mayoritas Takaful Umum, dengan tujuan memperkuat permodalan dan kemampuan teknis agar perusahaan mampu kembali bersaing di pasar asuransi umum syariah. Langkah strategis ini juga menegaskan komitmen koperasi untuk menjaga keberlangsungan model takaful—sistem perlindungan berbasis tolong-menolong—agar tetap relevan di tengah persaingan modern.

Dalam beberapa tahun terakhir, Takaful Umum melakukan restrukturisasi besar-besaran, mulai dari perbaikan tata kelola, digitalisasi proses bisnis, hingga efisiensi operasional. Modernisasi sistem klaim menjadi fokus utama agar layanan kepada peserta semakin cepat dan transparan. Perusahaan juga memperkuat lini produk, termasuk meluncurkan produk Suretyship Syariah pada Mei 2025 setelah memperoleh persetujuan dari OJK—sebuah inovasi penting yang membuka peluang bagi sektor penjaminan berbasis prinsip syariah.

Secara kinerja, Takaful Umum mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Berdasarkan laporan keuangan 2024, perusahaan mencatat pendapatan kontribusi (premi bruto) sekitar Rp91,2 miliar dan laba bersih Rp4,12 miliar, meski turun dibanding tahun sebelumnya akibat penyesuaian portofolio. Namun, hasil paruh pertama 2025 menunjukkan arah positif: underwriting dana tabarru’ berbalik mencatat surplus sekitar Rp4,2 miliar, menandakan efektivitas strategi efisiensi dan pengendalian risiko.

Sinergi dengan Kospin JASA diharapkan mampu mempercepat konsolidasi bisnis dan memperluas jangkauan layanan Takaful Umum ke sektor koperasi, UMKM, serta masyarakat umum. Dengan warisan sebagai pionir dan dukungan koperasi yang kuat, Takaful Umum meneguhkan langkah menjadi asuransi umum syariah yang berdaya saing sekaligus berjiwa gotong royong—mewujudkan semangat takaful sejati dalam lanskap keuangan nasional.

Astra Life

Sebagai Perusahaan asuransi, nama Astra Life tentulah sudah dikenal banyak oleh mayarakat. Tetapi, mungkin belum banyak yang tahu bahwa Sebagian saham Astra Life dimiliki oleh Koperasi Astra.

PT Asuransi Jiwa Astra (Astra Life) merupakan perusahaan asuransi jiwa yang dimiliki bersama oleh PT Astra International Tbk, PT Sedaya Multi Investama, dan Koperasi Astra International.

Meskipun kepemilikan saham Koperasi Astra di perusahaan asuransi itu masih sangat kecil, namun keterlibatan Koperasi Astra International sebagai salah satu pemegang saham menegaskan peran koperasi bukan sekadar pelengkap, melainkan bagian strategis dalam mewujudkan ekosistem Astra yang inklusif dan berkelanjutan. Melalui kepemilikan ini, koperasi ikut berperan langsung dalam pengembangan industri asuransi jiwa nasional yang sehat, modern, dan berpihak pada kesejahteraan anggota.

Salah satu wujud sinergi itu tampak dalam produk Astra Credit Protection, asuransi jiwa kredit kumpulan yang diterbitkan oleh Astra Life bersama Koperasi Astra International. Produk ini dirancang untuk memberikan perlindungan bagi anggota atau peminjam terhadap risiko meninggal dunia, sekaligus menjadi contoh nyata bagaimana inovasi produk keuangan dapat lahir dari kolaborasi koperasi dan perusahaan asuransi.

Sejak berdiri pada Mei 2014, Astra Life terus memperkuat posisinya di industri asuransi jiwa Indonesia melalui beragam produk yang menyentuh seluruh lapisan masyarakat. Portofolionya mencakup asuransi jiwa individu, asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri, unit link, produk syariah, serta layanan kumpulan (employee benefit group business) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).

Dari sisi kinerja, Astra Life mencatat hasil gemilang sepanjang tahun 2024. Berdasarkan laporan keuangannya, perusahaan berhasil membukukan pendapatan premi bruto sebesar Rp5,9 triliun, dengan total aset mencapai Rp6,8 triliun, dan jumlah tertanggung sebanyak 3,5 juta jiwa. Tingkat solvabilitas atau Risk-Based Capital (RBC) mencapai 293% untuk lini konvensional—lebih dari dua kali lipat di atas ketentuan minimum Otoritas Jasa Keuangan (120%).

Momentum positif ini berlanjut pada kuartal I tahun 2025, di mana Astra Life mencatat pendapatan premi bruto sebesar Rp1,5 triliun, dengan total aset meningkat mendekati Rp7 triliun dan jumlah tertanggung mencapai 3,6 juta jiwa. Laba bersih perusahaan juga tumbuh signifikan, mencapai Rp61,8 miliar pada 2024—naik hampir 24 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.(Drp)

pasang iklan di sini