
Peluang News, Jakarta – PT Aneka Tambang Tbk (Antam) terus memperkuat komitmennya dalam merealisasikan proyek strategis nasional di sektor hilirisasi mineral. Fokus utama mencakup percepatan pembangunan smelter dan akuisisi saham industri pengolahan mineral.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Antam, Arianto S. Rudjito, menyampaikan bahwa salah satu proyek prioritas adalah pembangunan Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, bekerja sama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum). Proyek ini ditargetkan beroperasi penuh pada 2025 dengan kapasitas produksi 1 juta ton alumina per tahun.
Antam juga tengah membangun precious metal manufacturing plant di Gresik, Jawa Timur. Fasilitas ini akan meningkatkan kapasitas produksi logam mulia guna memenuhi permintaan yang terus tumbuh, serta memperluas pasar, terutama di kawasan Indonesia Timur.
“Pengembangan proyek ini merupakan kontribusi nyata Antam dalam mendukung kebijakan nilai tambah nasional dan peningkatan devisa negara melalui hilirisasi produk logam mulia,” ujar Arianto.
Untuk komoditas nikel, Antam mengembangkan proyek yang mendukung terbentuknya ekosistem kendaraan listrik berbasis baterai, sejalan dengan mandat Pemerintah Indonesia. Arianto menegaskan bahwa Antam tak sekadar mengejar volume produksi, tetapi juga nilai tambah berkelanjutan.
Pada 2023, Antam telah mengakuisisi 30% saham PT Jiu Long Metal Industry (JLMI) melalui anak usaha PT Gag Nikel di Weda, Maluku Utara. Langkah ini mempertegas posisi Antam sebagai pemain kunci dalam transformasi industri tambang nasional berbasis hilirisasi.
Capaian Kinerja 2024:
- Produksi bijih nikel: 9,94 juta wmt
- Penjualan bijih nikel: 8,34 juta wmt
- Produksi feronikel: 20,10 ribu ton nikel (TNi)
- Penjualan feronikel: 19,45 ribu TNi (ekspor ke China, India, Korea Selatan)
- Penjualan emas: 43,78 ton – tertinggi dalam sejarah perusahaan
- Penjualan bauksit: 736 ribu wmt – untuk pasokan smelter domestik. (Aji)