hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Anindya Bakrie: Indonesia Harus Optimistis dan Memperkuat Daya Saing Ekspor

Rakernas GPEI 2025 membahas peluang ekspor pasca-CEPA Eropa dan Kanada, sekaligus dorongan Kadin agar dunia usaha memperkuat daya saing dan kolaborasi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan.

Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Tahun 2025 Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) yang digelar di Jakarta, Senin (08/12/2025).

PeluangNews, Jakarta – Pertumbuhan ekspor menjadi faktor penting dalam menjaga stabilitas ekonomi nasional, terutama di tengah perubahan geopolitik global yang semakin dinamis. Isu ini kembali mengemuka dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I Tahun 2025 Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) yang digelar di Jakarta, Senin (08/12/2025). Dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menekankan pentingnya memperkuat daya saing ekspor Indonesia.

Dalam pidatonya, Anindya yang akrab disapa Anin menyoroti capaian ekspor nasional yang terus mencatatkan performa positif. Ia menyampaikan bahwa ekspor Indonesia telah tumbuh selama 66 bulan berturut-turut, dengan perolehan mencapai 38 miliar dolar AS hingga Oktober 2025. Menurutnya, capaian ini merupakan prestasi besar di tengah ketidakpastian global.

Anin menjelaskan bahwa ekspor harus menjadi orientasi utama dalam pembangunan ekonomi. Ia memaparkan bahwa Kadin menerapkan pendekatan “menghitung mundur dari ekspor”, yakni menentukan kebutuhan pasar global terlebih dahulu sebelum membangun industri dalam negeri yang relevan. Langkah ini diyakini dapat memperkuat devisa dan membuka lapangan kerja.

Ia juga mendorong kolaborasi yang lebih erat antara Kadin dan GPEI untuk memperluas basis industri, meningkatkan jumlah pelaku usaha, serta melibatkan UMKM agar mampu memasuki rantai pasok global. Selain itu, modernisasi data dinilai penting. Menurut Anin, dunia usaha membutuhkan sistem data yang lebih intelijen, prediktif, dan mampu mendukung pengambilan keputusan strategis.

Dalam penyampaiannya, Anin menggunakan analogi dunia usaha sebagai seekor ayam yang harus dijaga agar tidak stres supaya terus bertelur, yang bermakna menghasilkan kegiatan ekonomi dan membuka lapangan kerja. Oleh karena itu, pelaku usaha memerlukan tidak hanya kepastian hukum dan kebijakan fiskal, tetapi juga kenyamanan dalam menjalankan usaha.

Ia menegaskan bahwa dua tulang punggung Kadin, yaitu asosiasi atau himpunan serta Kadin provinsi, memiliki peran strategis dalam menjaga stabilitas dunia usaha. Kemitraan dengan pemerintah, aparat penegak hukum, dan otoritas fiskal dinilai penting untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.

Meski tantangan global terus berkembang, Anin mengajak seluruh pelaku usaha agar tetap optimistis. Ia menyatakan bahwa negara lain juga menghadapi tantangan serupa, bahkan lebih berat. Karena itu, kerja kolaboratif harus terus diperkuat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai lebih dari 5 persen, bahkan menuju 6–8 persen pada jangka panjang.

Anin menutup dengan optimisme bahwa Indonesia berada di jalur yang tepat. Dengan dukungan para pelaku usaha, terutama GPEI, ia meyakini pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dapat dicapai dan pada akhirnya membawa manfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

 

pasang iklan di sini