
PeluangNews, Jakarta – Upaya memperkuat pemahaman lintas budaya melalui pengenalan seni dan tradisi Indonesia kembali dilakukan Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taipei. Melalui program “KDEI Goes to Campus & School”, KDEI memperkenalkan angklung dan berbagai unsur budaya Indonesia kepada siswa sekolah dasar di Taiwan.
KDEI Taipei menggelar kegiatan edukasi budaya di Ren Ai Elementary School, New Taipei City, Taiwan. Angklung menjadi salah satu daya tarik utama dalam sesi tersebut. Alat musik bambu yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia ini dipamerkan langsung kepada para murid.
Kepala KDEI Taipei Arif Sulistiyo menjelaskan bahwa program “KDEI Goes to Campus & School” merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Kementerian Perdagangan RI dalam memperluas diplomasi budaya. “Melalui kegiatan ini, kami berharap masyarakat Taiwan, khususnya generasi muda, semakin mengenal dan mengapresiasi kekayaan budaya Indonesia. Kami harap terbuka ruang interaksi yang mendorong hubungan dan kerja sama yang baik antara Indonesia dan Taiwan,” ujarnya.
Lebih dari 75 siswa kelas dua dan kelas lima mengikuti seluruh rangkaian acara. Sesi demonstrasi angklung menjadi momen yang paling menyita perhatian. Para siswa tampak penasaran saat mengetahui bahwa satu angklung hanya menghasilkan satu nada. Antusiasme meningkat ketika mereka bersama-sama memainkan satu lagu dengan panduan fasilitator dari KDEI.
Menurut Arif, sesi ini memberikan pengalaman berharga bagi siswa untuk memahami nilai harmoni dan kebersamaan yang menjadi filosofi angklung. “Para siswa dapat merasakan langsung hasil kerja sama melalui alunan musik yang mereka ciptakan,” katanya.
Selain angklung, kegiatan ini juga memperkenalkan berbagai aspek budaya Indonesia, mulai dari etnis dan bahasa, pakaian adat, kuliner, flora-fauna endemik, hingga destinasi wisata populer seperti Bali, Yogyakarta, Danau Toba, dan Labuan Bajo. Para siswa menunjukkan ketertarikan untuk mempelajari lebih banyak tentang Indonesia, khususnya seni musik dan keberagaman budayanya.
Para guru pendamping turut mengapresiasi kegiatan tersebut. Kanbra Aguayo, guru Bahasa Inggris di Ren Ai Elementary School, menyatakan bahwa kegiatan ini membuka wawasan siswa mengenai keberagaman budaya Asia Tenggara. “Pengalaman ini sangat berharga bagi siswa kami. Mereka belajar budaya negara lain dengan cara yang interaktif dan menyenangkan,” tuturnya.
Salah satu siswa kelas lima juga membagikan pengalamannya saat pertama kali memainkan angklung. “Suaranya sangat indah ketika dimainkan bersama. Saya ingin belajar lagi sampai lancar,” ujarnya.
Program “KDEI Goes to Campus & School” mulai dijalankan pada 2025 dan hingga kini telah dilaksanakan di satu sekolah dasar serta dua perguruan tinggi, yakni Taipei Medical University dan National Chengchi University. Ke depan, KDEI berencana memperluas cakupan kegiatan dengan memperkenalkan kuliner, permainan tradisional, dan lokakarya seni lainnya. Arif menyebutkan bahwa langkah ini diharapkan memperluas ruang kolaborasi dengan berbagai institusi pendidikan di Taiwan.







