Jakarta (Peluang) : Meskipun dibayang-bayangi krisis global, para pengusaha tetap optimis bisa survive dengan memaksimalkan sumber daya.
Pertumbuhan ekonomi pada 2023 menjadi tahun terlemah di mana sejumlah negara diprediksi akan jatuh ke jurang resesi. Ekonomi negara maju bahkan diperkirakan hanya tumbuh 1,3 persen dan negara berkembang 3,6 persen.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta, Diana Dewi mengatakan, proyeksi lemahnya ekonomi tentunya membuat para pengusaha khawatir dan mulai memikirkan sejumlah jalan untuk bertahan.
Apalagi dua tahun kemarin dilanda badai pandemi Covid-19, kondisi memprihatinkan, dan akan menghadapi krisis yang lebih parah lagi di tahun depan.
“Pasti ada rasa khawatir di kita pengusaha. Tapi kita berusaha tetap bisa survive dengan sumber daya kita yang ada dimaksimalkan. Itu yang memang sebagai pengusaha berjuang. Jadi harus tetap optimis meskipun kita dibayang-bayangi krisis global,” kata Diana.
Saat ini, menurut Diana, dunia dipenuhi ketidakpastian ekonomi menjadikan banyak sektor yang terdampak. Di mana bahan-bahan produksi para pengusaha itu sangat tergantung kepada produk luar.
“Kalau kita bicara sektor, utamanya usaha yang bahan bakunya bukan dari dalam negeri tapi impor.Itu sudah terdampak,” ujarnya.
Kenaikan harga bahan produksi juga mempengaruhi terjadinya inflasi. “Itu terjadi dan seperti kita lihat banyak sektor tekstil terpengaruh, dan pengusaha di sektor perdagangan itu berteriak semua. Artinya hampir semua sektor terdampak,” ungkap Diana.
Namun menurutnya, adanya kebijakan pemerintah tentang kewajiban menggunakan produk dalam negeri, Tingkat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) dalam produksi.
Hal inilah yang akhirnya menjadikan para pengusaha berkompetisi membuat harga bisa terkoneksi.
“Ini yang selalu didorong sehingga meskipun semua sektor terdampak. Tetapi banyak pengusaha telah berusaha untuk gunakan TKDN sesuai dengan yang diharapkan pemerintah. Sehingga kita bisa tetap produksi dan harga terkoreksi,” ujar Diana.
Atas kebijakan itu menurutnya, sumber daya yang dimiliki difokuskan kepada hilirisasi produk komoditas sehingga dapat memaksimalkan nilai tambah.
Kadin DKI Jakarta juga sudah memulai dengan memaksimalkan kolaborasi dengan semua stakeholder. “Bagaimana TKDN itu maksimalkan dan memproduksi bahan baku,” tambahnya.
Kembali Diana menegaskan, dalam ketidakpastian ekonomi global yang diprediksi terjadi resesi, para pengusaha yang bergabung di Kadin DKI Jakarta tetap optimis.
Namun demikian, dalam kondisi ekonomi yang berat ini Diana berharap adanya relaksasi dari pemerintah terkait produktivitas semua sektor.
“Kita pengusaha tahu, ini sangat berat, cuma kita tidak menjerit saja. Tetapi sangat merasakan bahwa kondisi ini tidak dalam keadaan baik. Diharapkan ada relaksasi dari pemerintah,” pungkasnya.