
PeluangNews, Jakarta-Bagi Krisdianto Sudarmono, membantu para usahawan kecil mendapatkan akses permodalan bukan sekadar pekerjaan—melainkan panggilan hati. Ia menemukan kebahagiaan tersendiri setiap kali melihat roda usaha masyarakat kecil kembali berputar berkat suntikan modal dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB).
“Penyaluran dana bergulir memberikan dampak langsung kepada peningkatan kegiatan usaha melalui pembiayaan ke koperasi, dan berujung pada kesejahteraan ekonomi masyarakat banyak,” ujarnya mantap. Senin, 27 Oktober 2025, menjadi momen bersejarah baginya. Di hadapan Menteri Koperasi Ferry Yuliantono, Krisdianto resmi dilantik sebagai Direktur Utama LPDB—tanggung jawab besar yang terasa begitu alami untuk dijalankan.
Sejak bergabung dengan LPDB pada 2017, Krisdianto merasa seperti menemukan rumah keduanya. Dunia pembiayaan dan pemberdayaan usaha memang bukan hal baru baginya. Sebelum menambatkan karier di lembaga di bawah Kementerian Koperasi dan UKM itu, ia telah lama berkecimpung di industri pembiayaan. “Apa yang saya lakukan di LPDB sejalan dengan passion saya: membuka akses modal bagi pelaku usaha yang sulit berurusan dengan perbankan,” ungkap lulusan Fakultas Teknik Universitas Atmajaya Jakarta ini.
Namun, semangatnya untuk membangun koperasi dan usaha rakyat ternyata sudah tumbuh jauh sebelumnya—dari rumah dan dari darahnya sendiri. “Kebetulan dalam diri saya mengalir darah koperasi. Almarhum ayah saya, dr. H. Soedarmono, SKM, adalah penggerak koperasi,” tutur Kris dengan nada penuh hormat. Nama sang ayah memang tak asing di kalangan pegiat koperasi. Bersama tokoh legendaris Robby Tulus, ia ikut membesarkan gerakan Credit Union, yang kini dikenal sebagai Koperasi Kredit, di Indonesia.
Darah koperasi yang mengalir itu kini menemukan wadah baru di tangan Krisdianto. Ia merasa terpanggil untuk melanjutkan semangat sang ayah dalam memajukan dunia perkoperasian. Setelah menyelesaikan studi magister manajemen di Universitas Indonesia pada 2001, Kris semakin yakin: perubahan sosial dan ekonomi hanya mungkin terjadi bila masyarakat diberi kesempatan untuk tumbuh lewat dukungan nyata.
Hampir satu dekade berkarya di LPDB, Krisdianto kini menjadi saksi betapa besar potensi Indonesia—baik dari sumber daya manusia maupun alamnya. Ia kerap turun langsung ke lapangan, mendengar cerita, dan menyaksikan sendiri semangat para pelaku usaha yang ingin maju. “Yang mendesak saat ini adalah adanya panduan yang jelas untuk peningkatan produktivitas dan nilai tambah,” ujarnya. “Kita perlu menghasilkan daya saing, daya serap, serta nilai ekonomi tinggi bagi masyarakat luas.”
Bagi Krisdianto, LPDB bukan hanya lembaga pengelola dana. Ia melihatnya sebagai jembatan keadilan ekonomi—tempat semangat gotong royong diwujudkan dalam bentuk pembiayaan yang berkeadilan. Di bawah kepemimpinannya, LPDB bukan hanya menyalurkan modal, tapi juga menyalakan harapan. (Irm)







