JAKARTA—Kesadaran bahwa lingkungan hidup bisa disinergikan dengan bisnis menghasilkan produk kreatif tampaknya semakin merambah kalangan milenial. Dedi Irawan (29tahun) adalah salah seorang di antaranya, ketika dia terinspirasi dari kawannya Alia Felicia untuk membuat produksi tas dari bahan ramah lingkungan, kanvas.
Berbeda dengan kawannya, yang dipanggilnya sebagai kakak yang membuat tas kanvas dengan motif ikon Jakarta, Dedi membuat produk tasnya minimalis dengan apsar anak muda. Alumni Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang, Universitas Negeri Jakarta ini memulai produksi pada Agustus 2018 dengan modal Rp7 juta, yang hanya mampu menghasilkan dua puluh pieces tas.
“Waktu itu hanya dijual Rp100 ribu memang masih rugi. Karena saya juga membeli mesin jahit dan peralatan lainnya, tetapi sekarang sudah balik modal. Omzet rata-rata kini antara Rp10 hingga Rp15 juta per bulan,” ungkap Dedi ketika dihubungi Peluang, Kamis (13/2/20).
Brand produk tasnya dinamakan Sacqu dibaca saku. Dedi mengaku bekerja dengan dua karyawannya.
Prestasi warga Jakarta Timur lainnya ialah produknya mampu menembus seleksi gerai produk UKM yang boleh tampil MRT Lebak Bulus. Bahkan Sacqu mendapat orderan dari sebuah kementerian sebanyak 1.800 pieces.
“Sebagian saya sisihkan untuk membuka bisnis kuliner di Churros Point di kawasan Rawamangun, saya mengisi roti khas Spanyol yang memang disebut churros, dengan harga Rp15 hingga Rp25 ribu,” pungkas Dedi (Irvan Sjafari).