Akses Pembiayaan UMKM Harus diimbangi Peningkatan Kapasitas Pelaku UMKM

Akses Pembiayaan UMKM Harus diimbangi Peningkatan Skill pelaku UMKM
Staf Ahli MenkopUKM Bidang Produktivitas dan Daya Saing, Dr. Ir. Herbert H.O Siagian, M.Sc/dok.fauzi-peluangnews

Peluang News, Jakarta – Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) RI, terus mendorong akses pembiayaan bagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) diperbanyak dan dipermudah. Namun, skill atau kemampuan pelaku UMKM juga ditingkatkan agar memiliki daya saing.

Demikian disampaikan Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Bidang Produktivitas dan Daya Saing, Dr. Ir. Herbert H.O Siagian, M.Sc., saat menyampaikan Keynote Speech dalam ajang Best Bank Performance of MSMEs Loans 2024, yang digelar Majalah Peluang pada Senin malam, 9 September 2024, di Hotel Bidakara, Jakarta.

Disampaikan Herbert, saat ini ketahanan bisnis pelaku UMKM merupakan isu yang penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Hal itu mengingat porsi UMKM sebesar 97 persen dari seluruh bisnis dan mempekerjakan lebih dari separuh tenaga kerja yang ada.

Pemerintah, jelas Herbert, terus mendorong dan memperluas akses pembiayaan bagi pelaku UMKM. Sebab akses terhadap keuangan merupakan aspek penting dalam pengembangan, pertumbuhan, dan kesuksesan UMKM. Sejumlah kebijakan telah ditelurkan dalam upaya memperluas akses pembiayaan tersebut.

“Ada yang melalui bantuan sosial, PKBL atau CSR, KUR (kredit usaha rakyat) dan pembiayaan melalui perbankkan. Semua itu adalah upaya pemerintah mempermudah akses bagi pelaku UMKM di Indonesia,” ujar Herbert.

Beragam akses pembiayaan tersebut, lanjut Herbert, karena tidak semua pelaku UMKM adalah bankkable atau memenuhi persyaratan untuk mengakses produk-produk keuangan yang disediakan oleh perbankan. Lantaran itu, dibuat skema seperti bansos dan PKBL/CSR, pelaku usaha mikro adalah contoh yang belum bankkable.

“Seiring dengan perluasan akses pembiayaan tersebut, peningkatan kapasitas Sumber daya manusia pelaku usaha juga harus ditingkatkan. Pelaku UMKM harus banyak literasi dan jangan bosan belajar mencari pengetahuan baru untuk meningkatkan kapasitasnya,” ucap Herbert.

Itulah lanjut Herbert, yang sering disebut pelaku UMKM naik kelas. Jika sudah naik kelas maka akses pembiayaan bisa melalui perbankkan dan KUR yang dikelola LPDB-KUMKM. Harapannya, dengan meningkatkan kapasitas mereka untuk mengakses layanan keuangan yang lebih luas.

“Mengingat UMKM dinilai dapat menjadi motor akselerasi pertumbuhan ekonomi. Akses terhadap keuangan merupakan aspek penting dalam pengembangan, pertumbuhan, dan kesuksesan UMKM,” kata Herbert.

Namun, kata Herbert, sebagian besar UMKM masih menghadapi masalah dalam mengakses keuangan, seperti kurangnya informasi dan akses terhadap layanan keuangan, kurangnya kemampuan digitalisasi, dan kurangnya sumber daya manusia yang memiliki kemampuan keuangan. “Itu semua merupakan pekerjaan rumah kita semua,” tutupnya. (Aji)

Exit mobile version