Airlangga Pastikan Pemerintah Tetap Waspadai Dampak Gejolak Geopolitik di Timur Tengah

Airlangga Pastikan Pemerintah Tetap Waspadai Dampak Gejolak Geopolitik di Timur Tengah/Dok. Peluang News-Hawa

Peluang News, Jakarta – Dalam memanfaatkan momen libur Lebaran atau Idulfitri 1445 Hijriah ini, sebagian besar masyarakat kerap melakukan kegiatan mudik untuk menjalin silaturahmi bersama keluarga di kampung halaman.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, kegiatan mudik itu dapat memicu peningkatan kegiatan perekonomian di masing-masing daerah dan sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi secara nasional.

“Oleh karena itu, kita patut bersyukur bahwa pelaksanaan mudik tahun ini berjalan lancar. Peningkatan jumlah pemudik yang diperkirakan mencapai 193,6 juta orang telah tertangani dengan baik. Jumlah pemudik tahun ini yang diperkirakan naik hingga 13,7% dibandingkan tahun lalu tentu memberikan andil yang sangat signifikan terhadap perputaran ekonomi, sehingga dapat juga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal I-2024,” ujar Airlangga Hartarto di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Rabu (17/4/2024).

Selain itu, ia menyampaikan apresiasi dan terima kasihnya kepada seluruh keluarga besar Kemenko Perekonomian yang telah aktif bersinergi dan berkontribusi dalam membentuk kebijakan dan menjalankan program untuk perekonomian nasional yang berpengaruh bagi masyarakat luas.

Kendati demikian, ia menyatakan, pemerintah masih dihadapkan dengan berbagai rintangan atau tantangan ke depannya.

“Seperti pelambatan ekonomi global, hingga eskalasi tensi geopolitik di kawasan Timur Tengah. Maka, dengan semangat Idulfitri, marilah kita tingkatkan sinergi dan kolaborasi untuk mencapai target dan sasaran ekonomi yang telah kita tentukan,” katanya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa eskalasi tensi geopolitik ini memang bukan merupakan sesuatu yang diharapkan, namun Indonesia akan tetap memantau atau memonitor terkait perkembangan situasi dan kondisi tersebut setidaknya dalam kurun waktu satu sampai dua bulan ke depan.

“Jadi, tentu kita lihat berbagai skenario, tetapi saat ini kita monitor situasi dulu, tidak boleh overreacting. Untuk saat ini belum ada kebijakan khusus, namun yang sekarang paling penting kita jaga tentunya adalah biaya logistik,” jelas Airlangga.

“Kemarin sebelum ada kasus Iran saja harga minyak dunia sudah naik, tapi tentu kita terus jaga, karena biaya transportasi utamanya dipengaruhi dari biaya BBM. Pemerintah sudah berkomitmen bahwa BBM tidak akan naik sampai dengan Juni 2024,” sambungnya.

Tak hanya itu, ia menegaskan, pemerintah juga akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan sejumlah otoritas terkait untuk menjaga sektor makro dan riil, serta fiskal dan moneter.

Lalu, juga akan tetap mengoptimalkan peran APBN sebagai bantalan.

“Kita melihat dari segi investasi yang naik itu biasanya safe haven investment yaitu komoditas emas, tetapi kita juga ada kenaikan nikel,” ucap Airlangga.

“Untuk itu, kita harus menjaga agar investasi tidak bergeser sehingga secara konkret kita merestrukturisasi perekonomian, baik itu dengan implementasi UU Cipta Kerja maupun de-bottlenecking dari perizinan investasi, mendorong berbagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), dan menyelesaikan beberapa Proyek Strategis Nasional di Indonesia,” tambahnya.

Exit mobile version