
PeluangNews, Jakarta – Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan, lima perusahaan asal Amerika Serikat akan berinvestasi di Indonesia senilai Rp370,19 triliun (kurs Rp 16.300).
Selain menjadi mitra dagang terbesar bagi Indonesia degan pangsa ekspor 11,22%, kata Airlangga, AS juga masuk dalam lima negara yang menanamkan modal terbesar di Tanah Air.
“Tahun lalu sampai dengan US $3,7 miliar (Rp 60,31 triliun). Namun di saat yang sama, Amerika Serikat juga commited untuk investasi di Indonesia,” ujarnya saat konferensi pers di Jakarta, dikutip Jumat (25/7/2025).
Menurut Airlangga, saat ini sudah ada lima perusahaan asal AS yang berminat untuk berinvestasi di Indonesia. Salah satunya bernilai ratusan miliar dolar AS.
Yang pertama yaitu perusahaan migas Exxonmobil telah menyatakan akan berinvestasi dengan membangun fasilitas carbon capture and storage (CSS) senilai US $10 miliar atau Rp163 triliun.
Selanjutnya perusahaan teknologi Oracle juga masih dalam pembicaraan untuk berinvestasi sekitar US $6 miliar atau Rp 97,80 triliun untuk membangun pusat data di Batam.
Dikatakan pula, bahwa perusahaan teknologi raksasa Microsoft juga berencana mengguyurkan investasi di Indonesia sebesar US $1,7 miliar atau Rp 27,72 triliun untuk pembangunan infrastruktur cloud dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
Selain itu, perusahaan layanan komputasi awan Amazon Web Service (AWS) juga akan memperkuat pengembangan cloud dan AI dan cloud sebesar US $5 miliar atau Rp81,5 triliun.
Investasi lainnya akan datang dari General Electric Healthcare senilai Rp178 miliar. Perusahaan teknologi medis asal AS ini akan menggandeng Kalbe Farma untuk membangun pabrik produksi CT Scan di Jawa Barat.
Untuk itu, lanjut Airlangga, meski Indonesia menawarkan berbagai hal ke AS dalam kesepakatan perdagangan dalam rangka tarif resiprokal. Tetapi pemerintah telah memperhitungkannya dengan keuntungan mulai dari penurunan tarif resiprokal dari 32% jadi 19%, investasi, hingga perdagangan yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Dia berharap dengan adanya kesepakatan perdagangan ini dapat menjaga keseimbangan neraca perdagangan, menumbuhkan ekonomi, dan menciptakan lapangan kerja.
“Indonesia sendiri berharap perjanjian dengan Amerika akan meningkatkan daya saing, dan inovasi karena itu yang akan diberikan oleh Amerika. Kemudian R and D, capacity building, mendorong perkembangan digital ekonomi seperti tadi komitmen beberapa perusahaan Amerika untuk investasi di Indonesia di data center. Dan itu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pemerintah Indonesia,” kata Menko Airlangga, menutup. []