
PeluangNews, Jakarta – Indonesia menjadi salah satu negara yang paling diuntungkan setelah para pemimpin negara anggota Asia Zero Emission Community (AZEC) mendeklarasikan lima pernyataan bersama dalam forum internasional baru-baru ini.
“Pemerintah Indonesia berpeluang besar memperkuat pembiayaan transisi energi dan pengembangan pasar karbon yang melimpah dari Indonesia,” kata Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Senin (27/10/2025)
Selain berpotensi meluaskan pasar karbon dan mempercepat transisi energi, lanjut Airlangga, Indonesia juga bakal mendapat dukungan teknologi dekarbonisasi.
Hal ini mencakup hidrogen, energi terbarukan, dan solusi untuk efisiensi energi. Sebagaimana diketahui, Airlangga mewakili pemerintah Indonesia saat pernyataan bersama pemimpin Asia Zero Emission Community (AZEC) ke-3 di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/10).
Airlangga mengatakan, deklarasi lima komitmen bersama para pemimpin negara juga bakal meningkatkan posisi Indonesia dalam kemitraan strategis sektor energi di kawasan Asia. Tujuan besarnya yakni mencapai Net Zero Emissions 2026.
“Ini meningkatkan posisi Indonesia dalam kemitraan strategis energi kawasan untuk mencapai Net Zero Emission 2060. Ini keuntungan bagi Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto,” kata dia.
Dalam pertemuan ke-3 pemimpin negara anggota AZEC di Kuala Lumpur, dipimpin Perdana Menteri Jepang dan Perdana Menteri Malaysia. Pertemuan ini membahas strategi untuk mempercepat transisi energi dan dekarbonisasi di kawasan Asia.
Dikatakan, ada lima komitmen yang disepakati para pemimpin negara. Pertama, dukungan pada target iklim global. Para pemimpin negara berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca agar sejalan dengan batas pemanasan global 1,5 derajat celcius dan pencapaian net-zero emissions. Hal ini sejalan dengan hasil Global Stocktake (GST) COP28.
Kedua, Transisi Energi yang Adil, Terjangkau, dan Inklusif. AZEC mendukung penuh transisi energi yang tidak membebani ekonomi negara berkembang, menjamin akses energi untuk masyarakat, dan meningkatkan ketahanan energi kawasan Asia. Komitmen ini sejalan dengan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) dan Free and Open Indo-Pacific (FOIP).
Komitmen ketiga, yakni One Goal, Various Pathways. Seluruh negara anggota AZEC sepakat menargetkan net-zero, dengan berbagai jalur dan solusi teknologi yang sesuai dengan kondisi dalam negeri masing-masing. AZEC mempertahankan pendekatan yang fleksibel dan pragmatis menuju net-zero emissions.
Empat, berkomitmen pada tiga tujuan strategis yang harus dicapai bersama atau Triple Breakthrough. Yakni, mengatasi perubahan iklim, memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, dan menjaga ketahanan energi jangka panjang.
Kelima, Action Plan for the Next Decade. Para pemimpin negara anggota AZEC menekankan perlunya percepatan implementasi pada decade ini. Selanjutnya, pemantauan dan tindak lanjut akan dilakukan oleh menteri-menteri terkait, dan capaian awal tahun berjalan dicatat dalam lampiran laporan kemajuan.
Dengan pernyataan bersama ini, lanjut Airlangga, AZEC bakal aktif bergerak dari diskusi untuk diwujudkan dalam sebuah implementasi nyata.
Para pemimpin negara anggota AZEC juga menyepakati bahwa transisi energi harus berkeadilan bagi siapapun.
Transisi energi juga tidak boleh menghambat pembangunan ekonomi negara berkembang.
“Dengan ini, Indonesia siap memperkuat kerja sama teknologi, pendanaan, dan kapasitas kelembagaan dalam kerangka AZEC,” tegasnya.
Menurut Airlangga, Indonesia sangat diuntungkan dengan lima penyataan bersama yang dideklarasikan para pemimpin negara anggota.
Diketahui, dalam pernyataan bersama ini adanya para pemimpin negara dari Australia, Brunei, Kamboja, Indonesia, Jepang, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. []







