octa vaganza

Agus Ali Nurdin , Petani Milenial Ekspor Sayur ke Jepang

JAKARTA—Sebagai anak muda Agus Ali Nurdin, patut diberi apresiasi tinggi.  Dia merupakan salah satu minoritas yang mengenyam pendidikan tinggi, tetapi memilih berkarir tidak di perusahaan atau PNS, melainkan menjadi petani.

Alumni D3 IPB Angkatan 39 Tekologi Benih ini mengikuti magang Kementerian Pertanian di Jepang, kemudian meneruskan kuliah S1 Agronomi IPB.  Setelah itu dia membangun Okiagaru Mart yang kini memasok produk sayuran ke restauran Jepang di Indonesia

“Omzet kami  pernah mencapai Rp500 juta per bulan.  Kuncinya hanya satu, tanam, tanam dan tanam. Karena sejatinya manusia membutuhkan makanan dan produksi akan berjalan setiap harinya,” ujar Agus dalam acara Tik-Talk Kementan, Jumat (23/10/20).

Agus mendrong kaum muda memanfaatkan waktunya sendiri untuk sesuatu yang lebih produktif. Anak muda harus mampu menjadi inisiator perubahan bangsa yang lebih baik.

“Mereka harus mampu memanfaatkan berbagai fasilitas dan menyerap program pemerintah yang berkaitan dengan pertanian,” tambah dia.

Agus mengolah, areal lahan pertanian sayuran organik dengan nama Okiagaru Farm ada sekitar 1,8 ha di Cianjur dan 2 ha di Cisarua. Di lahan itu, Agus menanam sekitar 100 jenis sayuran dan sebanyak 50% merupakan sayuran asli Jepang, seperti kyuri (timun jepang), horenzo (bayam jepang), kabocha (labu jepang), satsumaimo (ubi jepang), zucchini, dan negi.

Sementara sisanya merupakan sayuran lokal tapi dikonsumsi di restoran Jepang. Sang petani milenial ini di bantu oleh dua orang rekan seperjuangannya yang juga telah bersama sama dengannya sebelum mereka berangkat ke Jepang megikuti magang pertanian.

Exit mobile version