JAKARTA—-Pengamat dan Ketua Presidium Komunitas Transportasi Indonesia Musa Emyus mengatakan MRT akan jadi pilihan bagi pengguna angkutan umum maupun angkutan pribadi yang sudah bosan dengan macetnya Jakarta.
“MRT akan jadi stimulus perubahan perilaku bertransportasi masyarakat Jakarta dan sekitarnya,” ujar dia ketika dihubungi Peluang, Senin (25/3/2019).
Musa juga menyebut Tarif MRT memang suatu keniscayaan yang harus menjadi perhatian. Karena selama ini masyarakat kita sudah terbiasa dengan tarif angkutan umum yang disubsidi maka agak sulit untuk menerapkan tarif MRT cukup tinggi walaupun masih belum mencapai titik keekonomian.
Bila tarif terlalu rendah maka beban Pemprov DKI cukup besar dalam alokasi APBD untuk mendukung MRT, maka perlu langkah yang pintar dari pemprov DKI untuk mensiasati besaran subsidinya yaitu melalui pendapatan lain sebagai dana subsidi untuk MRT.
“Kalau mencontoh Singapura angkutan umumnya disubsidi melalui besarnya biaya penggunaan angkutan pribadi baik melalui pajak maupun ERP (jalan berbayar). Untuk itu perlu langkah berani dari Pemprov DKI selaku pelaksana integrasi seluruh moda transportasi darat dilingkungan Jabodetabek yang telah ditunjuk oleh Pemerintah Pusat,” tutur Musa.
Dengan memberikan beban yang tinggi bila ingin menikmati kendaraan pribadinya di jalan bersama seperti di Singapura, terbukti para kelas menengah beralih menggunakan angkutan umum massal dikarenakan penggunakan angkutan pribadi tidak effisien dan membebani mereka.
Langkah pemerintah membebani biaya yang mahal bagi pengguna angkutan pribadi diiringi juga dengan menyediakan angkutan umum massal yang nyaman, akses, murah, dan aman serta tepat waktu. Langkah ini menjadi kebijakan yang menyenangkan pengguna angkutan pribadi beralih ke angkutan umum massal,” pungkas alumni Fakultas Ilmu Budaya UI ini (Irvan Sjafari).