hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Opini  

Afirmasi Koperasi Jelang Pilpres

Oleh : Imam Faturrahim

Bukan lantaran latah kalau tiba-tiba jelang Pemilu 2024, para calon presiden (capres) mendadak fasih ngomong soal koperasi. Bangun ekonomi rakyat ini kembali diusung sebagai pilihan paling ideal berdasar konstitusi UUD 1945. Dalam konteks penjaringan suara massa, bicara soal koperasi memang menjadi isu yang seksi. Maklum sektor ekonomi yang lama terpinggirkan ini diklaim punya anggota lebih dari 25 juta orang, sebuah jumlah menggiurkan dalam mendulang suara pemilih.

Maka afirmasi terhadap koperasi langsung saling bersahutan dari pasangan ketiga capres dan cawapres. Capres nomor urut satu, Anies Basweden yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar menyayangkan rendahnya kontribusi koperasi terhadap perekonomian Indonesia. Menurutnya, ini lantaran praktik lama yang memang tidak memberi ruang bagi koperasi tumbuh sebagaimana diamanatkan konstitusi. Jika diberi mandat menjadi presiden berikutnya, Anies janji akan membantu koperasi mulai dari kemudahan regulasi hingga bantuan permodalan.

Lalu bagaimana dengan visi koperasi Ganjar Pranowo-Mahfud? Mantan Gubernur Jawa Tengah ini melihat ada sisi positif dari keberadaan Koperasi Unit Desa (KUS) di masa Orde Baru. KUD di masa lalu terbukti mampu memberi akses ekonomi yang lebih kuat ke pedesaan, KUD menurutnya, dapat menyelesaikan permasalahan yang sering dihadapi para petani terkait ketersediaan pupuk hingga kesejahteraan. Jika terpilih nanti sebagai orang ke sembilan yang pernah menjabat Presiden Republik Indonesia, Ganjar bertekad menghidupkan lagi KUD guna membangun entrepreneurship petani.

Bagi Prabowo Subianto, urusan kontestasi capres ini tentu bukan barang baru. Ini adalah kali keempat sejak 2009 ia nyapres pertama kali bersama Megawati Soekarnoputri, tapi dikalahkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono.  Saat maju lagi nyapres pada 2014, ia menyampaikan keprihatian terhadap makin surutnya perhatian bangsa pada eksistensi koperasi. Padahal menurutnya, koperasi memegang peranan penting dalam sejarah perjalanan Indonesia. Namun Prabowo yang kala itu berpasangan dengan Hatta Rajasa kalah dari Jokowi. Masih belum kapok, pada 2019 saat berpasangan dengan Sandiaga Uno, ia juga kembali keok dari Jokowi.

Seperti kata Lord Parlmeston bahwa tidak ada kawan dan lawan yang abadi dalam politik kecuali kepentingan, maka pada putaran pilpres 2024 Prabowo kembali tampil untuk kali keempat berpasangan dengan putra Jokowi, Gibran Rakabumi Raka. Akankah kali ini Prabowo memenangkan kontes presiden yang sudah diincarnya sejak 2004, saat ia pertama ikut konvensi Golkar  menjaring calon presiden.

Dari rezim ke rezim yang dilalui bangsa Indonesia, mulai dari orde lama, orde baru sampai orde reformasi, pembangunan koperasi sebagai bangun usaha yang dimaksud sebagai asas kekeluargaan dalam pasal 33 UUD 1945 belum menemukan format yang tepat. Bahkan semakin menjauh dari maksud amanah konstitusi tersebut. Dalam pembahasan bersama BPUPKI, Bung Hatta menyebut pasal tersebut adalah ideologi ekonomi bangsa. Hatta menilai bangun ekonomi berazas kekeluargaan yang direpresentasikan sebagai koperasi, bukan sekadar sebagai salah satu bangun usaha yang harus tumbuh bersama dengan dua badan usaha lainnya yaitu partikelir (swasta) dan BUMN, namun lebih dari itu.

Semangat para pendiri bangsa ini secara tegas menyebut asas kekeluargaan itu pada intinya adalah menjamin kepemilikan orang banyak. Hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh orang banyak pula yang direpresentasikan oleh negara. Karenanya, kata Hatta penguasaan itu adalah kepemilikan, tanpa kepemilikan maka tidak ada penguasaan. Jika melihat realitasnya saat ini kita memang melenceng jauh dari ideologi ekonomi bangsa tersebut.

Siapapun yang nanti bakal tampil sebagai presiden terpilih Indonesia, maka mengembalikan arah pembangunan ekonomi yang tumbuh untuk memperluas kepemilikan rakyat banyak menjadi perjuangan Gerakan Koperasi Indonesia ke depan. Dan perjuangan menuju ke arah cita cita ekonomi indonesia merdeka.[]

pasang iklan di sini