JAKARTA—-Kain gorden (gordyn) sudah menjadi bagian dari interior rumah, digunakan untuk menutup jendela agar tidak bisa dilihat orang dari luar, juga melindungi kalau cahaya matahari terlalu terik. Kain gorden mempunyai fungsi estetika di rumah dan juga prestise bagi pemilik rumah.
Dalam sejarah penggunaan kain gorden sudah ada sejak masa Mesir Kuno di rumah kaum bangsawan dibuat dari kain linen hingga sutera, begitu juga di Eropa pada abad pertengahan, namun baru menjadi prestise pada masa renaissance. Budaya gorden dikenal di Indonesia sejak masa Hindia Belanda.
Bisnis kain gorden bukanlah bisnis yang mudah, karena konsumen mengganti gorden bisa setahun sekali. Kain gorden biasanya dijahit oleh penjualnya dengan desain dan bahan yang ditentukan, tetapi juga bisa sebuah toko gorden menjual produk orang lain.
Untuk itu perlu ketekunan, ketelenan, serta perhitungan yang cermat agar hasil penjualan gorden pas dengan ongkos produksi sekaligus juga membeirkan margin untuk kebutuhan hidup.
Afia Yofnelfi, seorang pengusaha kain gorden memulai bisnisnya dengan membuka sebuah toko di Jakarta pada 2005. Alumni jurusan arsitektur Universitas Bung Hatta ini belajar dengan temannya dari Kota Bandung.
“Modal awal saya sekitar Rp20 juta, termasuk sewa tempat dan display gorden berbahan impo maupun lokal. Alhamdullilah berjalan lancar. Toko kami Pitalo “Gordyn” Interior,” ujar pria kelahiran Bukittinggi, 15 Agustus 1965 kepada Peluang, berapa waktu lalu.
Konsumen menentukan desain, bahannya hingga ukurannya barulah dijahit oleh Afia dan timnya. Omzet awal di bisnis ini antara Rp5 hingga Rp10 juta per bulan.
Gorden berbahan impor dibandroll pada waktu itu dijual seharga Rp125 ribu hingga Rp140 ribu per meter. Sementara untuk gorden berbahan lokal Rp35 ribu hingga Rp60 ribu.
Sayangnya daya beli masyarakat tampaknya kurang mengembirakan pada 2018 ini dibandingkan berapa tahun yang lalu. Namun Afia pernah meraih omzet mendekati Rp25 juta per bulan.
“Sykurnya, kami sudah memiliki toko sendiri di kawasan Pademangan dan saya dibantu seorang karyawan. Pemasaran dilakukan menggunakan media sosial,” ucap Afia.
Ilustrasi gorden produk Pitalo-Foto: Dokumentasi Pribadi.Ke depan, Afia berencana mengembangkan bisnisnya dengan menggunakan online digital hingga bekerja sama dengan koperasi (Irvan Sjafari).