hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Abdul Haris, Bangun Bisnis dari Nasi Uduk

JAKARTA—-Orang Melayu menyebutnya sebagai nasi lemak, sementara orang Betawi sebagai nasi uduk. Kuliner ini kerap ditemukan di setiap sudut kota Jakarta dan umumnya menjadi menu sarapan pagi.  Lauk pauknya beragam mulai dari telur semur, telur balado, hingga ayam goreng. Namun pelengkapnya umumnya sama bihun, bawang goreng dan orek tempe.  

Nasi uduk diperkirakan ada sejak abad ke-14 melalui jalur perdagangan. Asal mulanya nasi uduk dibawa dari Tanah Melayu. Orang-orang Melayu yang ada di pulau Sumatera lalu berhijrah ke pulau Jawa.

Abdul Haris, 48 tahun, warga  Jakarta Utara memilih kuliner ini menjadi  debutan bisnisnya dengan brand Nasi Uduk Selera Nusantara.  Nasi Uduk ini disetting sebagai satu divisi dalam rencana bisnisnya berada dalam brand induk Eska Primarasa Boga Utama yang didirikan pada 2015. Modal awalnya hanya Rp500 ribu rupiah.

“Yang mengerjakan saya dan istri saya. Kami membuka lapak  di Kebantenan seperti umumnya orang berjualan nasi uduk, tetapi kami juga menawarkan paket nasi uduk dengan boks dan dipasarkan secara online dengan jasa GoFood,” ujar Haris kepada Peluang, Rabu (18/12/19).

Bisnis secara daring ini mendongkrak penjualan Haris walau terhitung masih sebagai UKM. Haris mengemas nasi uduknya dengan kemasan boks dengan harga Rp20 ribu (dengan telur) dan Rp28 ribu (dengan ayam).  

Haris menjanjikan nasi uduk buatannya berbeda dengan nasi uduk lainnya karena rempah-rempahnya khas. Omzetnya memang turun naik.  Sebulan rata-rata dia hanya meraup Rp9 juta. Kalau sepi di bawah itu.

“Kalau peak season bisa menembus Rp10 juta,” ucap Haris .

Selain menjual nasi uduk, Haris juga menjual kue-kue dari Bugis, tempat asal istrinya seperti kue bolu peca dan kue bugis.  Kue-kue akan menjadi divisi sendiri ke depannya. Kalau pesanan banyak, biasanya Haris merekrut tenaga kerja.

UKM di bawah binaan Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan DKI Jakarta ini berencana membuka cabang nasi uduknya di kawasan Jakarta Selatan. Pembukaan cabang ini berdasarkan masukan dari GoFood bahwa bisnis kuliner dengan penjualan daring akan besar kalau berlokasi dekat perumahan, apartemen atau sekolah.

“Kami juga mendapatkan sertifikat halal dari MUI dan berharap bisa berkembang terus divisinya,” tutup Haris (Irvan Sjafari).

pasang iklan di sini