hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Abai Dengan Publikasi, Koperasi Rawan Dibully

Abai Dengan Promosi, Koperasi Sering Dibully
dok.peluangnews.id

Peluang News, Maumere – Banyak bisnis koperasi yang mampu tumbuh besar, bahkan mampu mencetak aset triliun rupiah. Namun citranya tetap gurem, koperasi lebih sering dilihat sebagai bisnis pinggiran kelas bawah. Citra buruk itu, menurut pengamat perkoperasian Irsyad Muchtar, karena lemahnya faktor publikasi. Umumnya sejumlah pengurus koperasi menilai publikasi sebagai tindakan mubazir ketimbang sebagai investasi dan promosi.

“Lantaran abai dengan publikasi, maka kinerja koperasi jadi sulit terdeteksi oleh publik. Dan celakanya, langsung menjadi bulan-bulanan media massa ketika koperasi tersebut bermasalah,” ujarnya.

“Koperasi harus melek promosi, tanpa promosi sebesar apapun Koperasi tersebut, publik tidak akan mengenalnya,” ucap Irsyad lebih jauh.

Irsyad mengemukakan hal itu saat jadi pembicara dalam Seminar Quo Vadis Koperasi Indonesia, Peluang dan Ancaman di aula Sumur Yakob, Kantor Pusat KSP Kopdit Pintu Air pada kegiatan seminar sehari jelang Rapat Anggota Tahunan (RAT) ke 28 Tahun Buku 2023 KSP Kopdit Pintu Air, Kamis (23/6/2024) di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).

Seminar yang dihadiri sekitar 500 orang itu menghadirkan pembicara lainnya, yaitu Bagus Rahman ( Kementerian Koperasi UKM), Tokoh Koperasi Kredit Romanus Woga dan Direktur Utama PT Pandai Samsudin.

Dalam makalahnya berjudul Quo Vadis Koperasi Indonesia, Antara Peluang dan Ancaman, Irsyad mengatakan, saat ini terdapat sekitar 20 an koperasi beraset lebih dari 1 triliun rupiah. Seperti Kospin Jasa di Pekalongan (Rp9,6 triliun), KSP Kopdit Pancur Kasih, Pontianak (Rp3,4 triliun) dan KSP Kopdit Pintu Air (Rp2,2 triliun) Koperasi-koperasi besar ini dikenal publik karena peduli publikasi sehingga tidak hanya dikenal publik, tapi anggota juga bisa memantau koperasinya secara transparan day to day. Namun, jumlah koperasi di Indonesia lebih dari 130 ribu unit dan mayoritas abai publikasi.

Irsyad yang juga pimpinan majalah ekonomi Peluang, Peluangnews.id, Peluang TV dan podcast, menambahkan selain peduli publik, koperasi secara internal harus dikelola oleh orang yang amanah, jujur dan cerdas.

Pernyataan itu ia sampaikan saat menanggapi pertanyaan dari peserta seminar berkaitan dengan tatakelola manajemen koperasi kredit. “Koperasi itu tidak cukup kalau hanya dikelola orang yang benar dan jujur tapi dalam diri orang yang benar dan jujur juga harus orang yang cerdas,” jawab Irsyad.

Menurutnya, agar koperasi makin besar perlu ada perhatian pada aspek kolaborasi, sinergi dan tata kelola.

Pada aspek kolaborasi Irsyad mengemukakan pentingnya kerjasama antar lembaga koperasi yang frekuensinya masih minim. Masalahnya, koperasi besar di Indonesia cenderung jalan sendiri-sendiri dan tidak memperhatikan Koperasi lain.

Padahal, menurut Irsyad, untuk menyejahterakan anggota, koperasi harus meningkatkan kolaborasi antar mereka. Kerena esensi koperasi adalah semangat gorong royong untuk dapat menggalang kekuatan yang lebih besar demi mencapai kesejahteraan yang lebih baik. (Nivan)

pasang iklan di sini