JAKARTA-–MarkPlus Inc merilis hasil surveinya terhadap 400 pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bahwa yang menjadi kendala terbesar ialah penurunan daya beli. Selain itu biaya promosi juga semakin membebani. Ini menunjukkan perlunya dukungan untuk memberikan pembelajaran soft skill terutama soal copy writing.
Head of Automotive Transportation and Logistics Industry dari Markplus Inc Nadia Prasetyo mengatakan survei independen yang dilakukan Ninja Xpress bersama Markplus Inc beberapa waktu lalu.
Survei itu menyebutkan di tengah gempuran pandemi COVID-19 di Indonesia, pelaku UKM mengharapkan bantuan yang tepat dari pihak eksternal.
Dalam hal pemasaran sekitar 57% koresponden UKM mengharapkan bantuan untuk melakukan promosi menggunakan iklan Facebook/Instagram.
“Sementara sebanyak 56% menginginkan bantuan penggunaan influencer untuk mempromosikan produknya,” ujar Nadia dalam webinar bersama media dalam acara Ninja Express dengan tema ‘Suara UKM Negeri 2020’ di Jakarta, Jumat (18/12/20).
Lanjut Nadia, UMKM yang disurvei mengakumemiliki pegawai 1-10 dan pendapatan kurang dari Rp300 juta per tahun.
Terkait bantuan finansial, sekitar 51% UKM mengharapkan bantuan berupa tambahan modal atau pinjaman modal usaha. Survei juga menemukan 38% pemilik UKM dalam sektor fesyen membutuhkan pinjaman modal usaha berbunga rendah.
Dari sisi distribusi, dikarenakan banyaknya bisnis yang mengandalkan layanan daring membuat 57% UKM mengharapkan diskon pengiriman dari layanan kurir langsung untuk konsumennya.
Hampir semua UKM mengharapkan bantuan pendampingan percepatan bisnis untuk mengembangkan sumber daya manusianya. Program pelatihan dengan sistem mentoring adalah yang paling populer (53%).
“Jenis bantuan ini paling banyak dicari oleh industri kuliner dan perawatan pribadi, strategi pemasaran serta keuangan menjadi topik terpopuler untuk program pelatihan,” pungkasnya.







