hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Energi  

80 Tahun Pertambangan dan Energi: Wujudkan Kedaulatan Energi Nasional

Upacara Hari Jadi Pertambangan dan Energi (PE) ke-80/ ESDM

PeluangNews, Jakarta — Ribuan aparatur sipil negara (ASN) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memadati kawasan Monumen Nasional (Monas) Jakarta pada Jumat pagi (24/10) dalam rangka memperingati Hari Jadi Pertambangan dan Energi (PE) ke-80. Suasana khidmat berpadu dengan semangat kebangsaan ketika sekitar 5.500 ASN KESDM mengikuti upacara yang dipimpin langsung oleh Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia.

Dalam sambutannya, Bahlil menegaskan bahwa capaian sektor energi nasional saat ini merupakan hasil kerja keras seluruh insan ESDM yang terus berkomitmen menjaga ketahanan energi bangsa. Ia memaparkan sejumlah kemajuan strategis di bidang minyak dan gas bumi (migas), energi baru terbarukan (EBT), hingga pemerataan listrik di pelosok tanah air.

Salah satu capaian utama yang disampaikan Bahlil adalah keberhasilan sektor migas dalam melampaui target lifting minyak yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025, yakni di atas 605 ribu barel per hari.

“Masih banyak hal yang harus kita tingkatkan. Target kita, sesuai arahan Bapak Presiden, pada 2029–2030 harus mencapai 900.000 sampai 1.000.000 barel per day, agar kita bisa mengurangi impor,” ujar Bahlil dalam sambutannya.

Peningkatan produksi migas, kata Bahlil, bukan sekadar target angka, melainkan bagian dari strategi besar memperkuat kemandirian energi nasional. Dengan mengurangi ketergantungan impor, Indonesia akan memiliki cadangan energi yang lebih stabil dan mampu menjaga keseimbangan ekonomi nasional.

Selain fokus pada sektor migas, pemerintah juga mempercepat transformasi menuju energi bersih melalui pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT). Bahlil menjelaskan bahwa Indonesia siap melangkah dari program biodiesel B40—campuran 40% minyak sawit dan 60% solar—ke B50 pada tahun depan.

“Saat ini tesnya sudah final. Tahun 2027 juga kita akan membuat bensin dengan campuran etanol 10% (E10) hingga E20. Ini semua untuk menciptakan sumber energi nabati demi kedaulatan energi kita,” paparnya.

Hingga September 2025, realisasi program biodiesel B40 telah mencapai 10,57 juta kiloliter. Program ini tidak hanya menghemat devisa hingga Rp93,43 triliun, tetapi juga menambah nilai ekonomi Crude Palm Oil (CPO) sebesar Rp14,7 triliun. Selain itu, program tersebut menyerap lebih dari 1,3 juta tenaga kerja dan menurunkan emisi karbon sekitar 28 juta ton.

Dalam arah kebijakan energi nasional, pemerintah berkomitmen memperluas pemanfaatan energi hijau seperti tenaga surya, air, dan angin. Berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2035, kapasitas pembangkit listrik berbasis EBT ditargetkan mencapai 69,5 gigawatt (GW).

Langkah ini menjadi pilar penting menuju bauran energi bersih dan berkelanjutan di masa depan.

Tak hanya berfokus pada energi hijau, Bahlil juga menegaskan pentingnya pemerataan akses listrik hingga ke pelosok negeri. Pemerintah menargetkan melistriki 5.700 desa dan 4.400 dusun pada tahun 2030.

“Saya tidak ingin anak-anak di pelosok belajar dengan pelita seperti masa kecil saya dulu. Dengan listrik yang masuk ke desa, mereka bisa belajar, berinovasi, dan menjadi generasi hebat yang memajukan bangsa,” ujarnya penuh haru.

Dari sektor mineral dan batubara (minerba), Bahlil menyampaikan optimisme bahwa penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun 2025 akan melampaui target APBN.

“Alhamdulillah, hingga Agustus–September, target PNBP kita telah tercapai sesuai APBN. Insyaallah pada 31 Desember, target tersebut akan terlampaui,” tegasnya.

Peringatan Hari Jadi Pertambangan dan Energi ke-80 bukan sekadar seremoni, melainkan momentum refleksi dan pembaruan semangat bagi seluruh insan ESDM untuk terus berinovasi.

Dengan kerja keras, sinergi lintas sektor, serta pemanfaatan sumber daya alam secara bijak, Indonesia diharapkan mampu mewujudkan kedaulatan energi nasional dan mencapai target transisi energi berkelanjutan.

 

pasang iklan di sini