octa vaganza

77.500 Gepeng Kota Mau Diapain?

BLUSUKAN Menteri Sosial Tri Rismaharini menuai badai. Setelah keluyuan di kolong jembatan yang banyak dicemooh, dia ‘menemukan’ gelandangan di Jl. Thamrin, Jakarta. Itu jalan protokol prestisius Ibu Kota. Ajaibnya,  kok bisa ‘kedatangan’ gelandangan. Waktunya bertepatan pula dengan blusukan Risma. Banyak yang bilang, jangan-jangan orang itu dia bawa dari Kota Surabaya… jangan-jangan dia kenal… jangan-jangan …

Lupakan blusukan tolol di Jl Thamrin Jakarta. Depsos sendiri punya data menarik.  Bahwa setidaknya 77.500 gelandangan dan pengemis tersebar di kota-kota besar di Indonesia di tahun 2019. “Jumlah ini tidak bisa dijadikan patokan karena agak sulit mendata populasi gepeng (gelandangan dan pengemis), yang meningkat pada saat hari-hari besar seperti Hari Raya,” ujar Agus Gumiwang Kartasasmita, Mensos saat itu. Jumlah riilnya dipastikan jauh lebih besar. Terlebih setalah pandemi. Soalnya, mendata pengemis dan gelandangan di lapangan kendalanya banyak.

Terbetik kabar Risma mengatar 15 gelandangan jadi karyawan di perusahaan BUMN.Risma pun diledek Luqman Hakim, PP GP Ansor. jika setiap minggu Risma memasukan 15 gelandangan bekerja Maka dalam satu tahun ada 780 orang. Dengan gelandangan sebanyak 77.500 artinya mantan Wali Kota Surabaya itu perlu waktu kerja 99 tahun untuk bereskan (hanya masalah) gelandangan.

Visca Novelia

Pulomas, Jakarta Timur

Exit mobile version