hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

600.000 Orang Mengungsi, Pertempuran Thailand-Kamboja Masih Terus Memanas

Sumber: Al Jazeera

PeluangNews, Jakarta – Memasuki hari ke-7, konflik antara Thailand dengan Kamboja masih terus memanas. Kontak senjata antara pasukan militer kedua negara anggota ASEAN itu masih terus berlangung di wilayah perbatasan.

Klaim Presiden AS Donald Trump yang menyatakan bahwa pemimpin kedua negara telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata dibantah. Pada Sabtu petang (14/12), Al Jazeera melaporkan Perdana Menteri Thailand Anutin Charnvirakul mengatakan negaranya belum mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Kamboja, dan militer Thailand akan terus bertempur di wilayah perbatasan yang disengketakan.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Thailand Surasant Kongsiri mengatakan empat tentara tewas pada Sabtu di wilayah Chong An Ma, sehingga total korban di pihak Thailand menjadi 14 tentara sejak pertempuran pecah pada Senin. Otoritas Kamboja belum melaporkan korban jiwa akibat serangan terbaru ini.

Secara keseluruhan, lebih dari 20 orang tewas di kedua negara, dengan hampir 200 orang lainnya terluka selama enam hari bentrokan yang kembali terjadi. Diperkirakan sekitar 600.000 orang mengungsi di kedua sisi perbatasan Thailand–Kamboja sepanjang 800 kilometer, di mana konflik berpusat pada sengketa kepemilikan kuil-kuil berusia ratusan tahun.

“Thailand akan terus melakukan aksi militer sampai kami merasa tidak ada lagi bahaya dan ancaman terhadap tanah dan rakyat kami. Saya ingin menegaskan hal ini. Tindakan kami pagi ini sudah berbicara dengan sendirinya,” ujar Anutin.

Sementara itu, BBC melaporkan bahwa Kamboja menutup seluruh pos perlintasan perbatasannya dengan Thailand, seiring berlanjutnya pertempuran antara kedua pasukan pada Sabtu.

Kementerian Dalam Negeri Kamboja menegaskan penutupan perbatasan tersebut berlaku hingga pemberitahuan lebih lanjut.

Pemerintah Kamboja juga telah menarik seluruh kontingennya dari ajang Sea Games 2025 yang digelar di Thailand pada pekan ini.

Kamboja sebelumnya menuding Thailand terus menjatuhkan bom di wilayahnya, beberapa jam setelah Presiden Trump mengatakan bahwa Bangkok dan Phnom Penh telah sepakat untuk menghentikan pertempuran.

“Pada 13 Desember 2025, militer Thailand menggunakan dua jet tempur F-16 untuk menjatuhkan tujuh bom ke sejumlah target,” kata Kementerian Pertahanan Kamboja dalam unggahan di media sosial.

“Pasukan Thailand belum menghentikan pemboman dan masih terus melanjutkannya. Berbagai serangan udara dan darat dilakukan terhadap desa-desa dan permukiman,” ujar kementerian tersebut.

Sebelumnya, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, yang menjadi mediator utama dalam perundingan damai antara kedua negara, meminta Thailand dan Kamboja untuk menghentikan permusuhan mulai Sabtu malam.

Konflik Thailand-Kamboja telah berlangsung berkepanjangan. Kedua negara telah memperbutkan perbatasan darat sepanjang 800 kilometer selama lebih dari satu abad. Garis perbatasan tersebut digambar oleh kartografer Prancis pada 1907, ketika Prancis masih menjadi penguasa kolonial di Kamboja.

pasang iklan di sini