hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

460.000 Perusahaan Cina Tutup Permanen

SEPANJANG kuartal pertama 2020, hampir setengah juta perusahaan di Cina  tutup permanen. South Cina Morning Post merilis angka lebih dari 460.000. Sehingga, Cina jadi negara terbesar kedua di dunia yang babak belur terhantam efek Corona. Lebih dari setengah perusahaan yang tutup itu masa operasionalnya kurang dari tiga tahun. Mereka berasal dari berbagai sektor, 26.000 di antaranya dari sektor ekspor.

Ekonom dari Bank Prancis Societe Generale, Yao Wei dan Michelle Lam, menilai bahwa penutupan bisnis Cina secara besar-besaran itu menggarisbawahi tantangan Cina. Yakni menghidupkan kembali ekonomi dengan ancaman yang sudah di depan mata: kontraksi pada kuartal I. Ini kejadian pertama sejak tahun 1976 silam.

Cina berhasil menngendalikan sebagian besar wabah Covid-19 dan mengatasi gangguan pasokan domestik. Namun, ada tanda-tanda kerusakan yang berkelanjutan pada permintaan domestik.Di sisi lain, guncangan eksternal yang disebabkan oleh penutupan luas di negara-negara besar lain datang dengan cepat.

Banyak pemilik bisnis tidak mampu bertahan. Masalahnya, jika satu perusahaan yang ‘gulung tikar’ ingin membatalkan pendaftaran perusahaannya, mereka harus melewati prosedur kebangkrutan.Yakni menyatakan mereka tidak memiliki utang atau kewajiban yang belum terbayar. “Kami tahu banyak perusahaan sudah di ambang kebangkrutan. Hanya saja mereka tidak harus segera mengajukan status kebangkrutan,” ujar Li Haifeng.

Bersamaan dengan kabar penutupan 460.000 perusahaan, Cina mencatatkan ada 3,2 juta bisnis baru yang didirikan pada kuartal pertama 2020, Meskipun begitu, angka tersebut menurun 29% dari periode kuartal pertama tahun lalu.

pasang iklan di sini