SEKITAR 40 persen jembatan di Indonesia dalam kondisi kurang baik, terutama karena faktor usia. “Jembatan kita yang panjangnya ribuan meter. Kalau disambung-sambung, 60 persen dalam kondisi baik, 40 persen lainnya kurang baik,” kata Menteri MUPR, Basuki Hadimuljono, usai membuka Seminar tentang Jembatan dan Bendungan di kampus Universitas Diponegoro, Semarang.
Dari 40 persen itu, 30 persennya dalam kondisi yang kurang baik dan 10 persen sisanya dalam kondisi rusak berat. Seminar prakarsa Kementerian PUPR itu dihadiri ahli-ahli infrastruktur dan tim dari Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata Jepang. Penelitian dilakukan pihak Jepang. Bagaimanapun, mereka lebih berpengalaman menerapkan inovasi dalam merawat infrastruktur, seperti jembatan atau bendungan.
Kerja sama dengan pemerintah Jepang tersebut sekaligus menandai jalinan kerja sama dan kolaborasi masyarakat dan pemerintah kedua negara. Pada Januari 2018 ini, 60 tahun sudah keduanya menjalin kemitraan. Dengan pengalaman lebih yang dimiliki Jepang dalam bidang ini, kata Yusuke, pihaknya senang bisa membagi apa saja yang diketahui dalam memperbaiki, mempertahankan, dan memelihara infrastruktur untuk Indonesia.
Menyadari pentingnya dukungan infrastruktur bagi kelancaran dan dinamika perekonomian masyarakat, BUMN-BUMN berkepentingan membangun dan memelihara beberapa jembatan di Tanah Air. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI, BRI dan Bank Mandiri bersama BUMN-BUMN Karya bersinergi merealisasikan proyek-proyek renovasi jembatan-jembatan di daerah-daerah pelosok.
Partisipasi dan sinergi beberapa BUMN di atas diwujudkan sebagai objek bantuan program Corporate Social Responsibility (CSR). Manfaat jembatan dari segi ekonomi sudah sangat jelas. Khususnya bagi masyarakat setempat. Dari sisi lain, sebut saja sosial budaya, sebuah jembatan memberi manfaat berupa kemudahan interaksi sosial antar masyarakat.●