Peluang News, Jakarta – Target 30 juta UMKM bertransformasi dan masuk ke dalam ekosistem digital pada 2024 telah tercapai. Hal ini diungkapkan Asisten Deputi Pengembangan Kapasitas Usaha Mikro Kementerian UMKM Ari Anindyo, Selasa (5/11/2024) dalam webinar secara daring di Jakarta.
Lebih lanjut Ari mengungkapkan ada kendala yang dialami UMKM Indonesia dalam mengadopsi teknologi, di antaranya keterbatasan kemampuan hingga penyusunan laporan pembukuan secara digital.
“Kendala seperti keterbatasan kemampuan pelaku UMKM mengadopsi teknologi digital dan literasi digital dan adaptasi UMKM dalam menyusun laporan pembukuan dan administrasi keuangan secara digital masih rendah,” ujar Ari
Selain itu, UMKM di sejumlah daerah di Indonesia juga mengalami kendala lain yang meliputi akses terhadap teknologi yang masih menyulitkan UMKM menghasilkan produk bernilai ekonomi tinggi. Hal lain yakni adanya serbuan barang konsumsi asal impor yang jauh lebih murah mengakibatkan harga produk UMKM kalah saing dengan produk impor.
Untuk mengatsi permasalahan diatas, pemerintah telah menyiapkan beberapa inisiatif untuk mengatasi hambatan yang dialami UMKM antara lain reformasi kebijakan digitalisasi melalui Permendag 36 tahun 2023 dengan memberikan perlindungan UMKM lewat pembatasan barang cross border yang diperdagangkan di e-commerce.
Selain itu pemerintah juga memastikan setiap UMKM mendapatkan akses informasi, teknologi dan digitalisasi melalui program rumah produksi bersama atau RPB yang dikelola oleh koperasi dengan proyek percontohan ini ada 12 RPB di 11 provinsi di Indonesia.
Kemudian pemerintah mendirikan pusat layanan terpadu (PLUT) KUMKM yang merupakan unit teknis yang memberikan pendampingan usaha yang inklusif dan pemberdayaan secara terstruktur dan komprehensif di beberapa daerah.
“Untuk meningkatkan layanan produktivitas nilai tambah, kapasitas, kualitas dan daya saing yang terintegrasi dalam ekosistem yang komprehensif dan keempat pendampingan serta didukung dengan adanya rumah kesamaan dapat membantu pelaku UMKM dapat memiliki produk serta sertifikasi yang sesuai dengan standard,” katanya.
Hal ini juga dilakukan untuk memudahkan akses pembiayaan UMKM dengan program KUR yang menawarkan suku bunga rendah dan syarat yang lebih mudah baik melalui KUR individu maupun KUR kluster.
Berkenaan dengan digitalisasi pelaporan, mereka telah menyiapkan sistem melalui aplikasi Lamikro dan menerapkan teknologi AI untuk penilaian kredit serta manajemen risiko. Selain itu, kemampuan teknologi dan informasi ditingkatkan melalui pendekatan pelatihan vokasional dan pengembangan kompetensi yang disertai dengan pendampingan usaha yang terstruktur. (Aji)