hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

2024, Aset Perbankan Syariah Capai Rp980,3 triliun

PeluangNews, Jakarta – Kinerja perbankan syariah di Tanah Air sepanjang 2024 cukup menggembirakan. Laporan Otoritas Jasa Keuangan mengungkapkan total aset perbankan syariah telah mencapai Rp980,30 triliun, tumbuh 9,88% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Posisi pangsa pasar perbankan syariah juga meningkat dari 7,44% pada 2023 menjadi 7,72%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Dian Ediana Rae mengatakan di tengah tantangan ekonomi global dan domestik yang masih cukup kuat, peluang perbankan syariah khususnya dan keuangan syariah umumnya masih terbuka lebar memanfaatkan niche market dan mendorong terus produk keuangan alternatif yang memiliki keunikan syariah selain produk perbankan umum yang kompetitif dengan perbankan konvensional.

“Upaya sistematik dan terkoordinasi di antara seluruh stakeholders perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat market share perbankan syariah yang signifikan melalui upaya organik dan anorganik,” ujarnya.

Dian menegaskan OJK secara konsisten terus mendukung perkembangan industri perbankan syariah nasional untuk mewujudkan stabilitas sektor keuangan yang resilien dan tangguh.

Dari sisi intermediasi, pertumbuhan kinerja juga terlihat dari total penyaluran pembiayaan tercatat yang mencapai Rp643,55 triliun, tumbuh 9,92% secara year-on-year. Trend tersebut sejalan dengan pertumbuhan industri perbankan nasional.

Sebagian besar pembiayaan disalurkan ke sektor perumahan (KPR) dengan proporsi sekitar 23%, sedangkan penyaluran pembiayaan UMKM, mencapai sekitar 16-17%.

Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga yang berhasil dihimpun perbankan syariah hingga penghujung 2024 mencapai Rp753,60 triliun,  tumbuh 10% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut jauh di atas pertumbuhan industri perbankan nasional yang diperkirakan mencapai 4-5%.

Tingkat permodalan bank syariah tetap kuat didukung dengan likuiditas yang memadai. Tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) tercatat sebesar 25,4 persen  dan berada di atas ketentuan. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) masing-masing sebesar 154,52 persen  dan 32,09 persen  serta masih di atas threshold masing-masing sebesar 50 persen dan 10 persen.

Kualitas pembiayaan tetap terjaga dengan rasio NPF Gross berada di level 2,12 persen dan NPF Nett sebesar 0,79 persen. Tingkat profitabilitas tetap tumbuh, dengan indikator Return-On-Asset (ROA) sebesar 2,04 persen. Hal ini menunjukkan akselerasi bisnis perbankan syariah tetap kuat di tengah dinamika perekonomian domestik dan global.

Dia mengatakan OJK akan terus mendukung akselerasi industri perbankan syariah nasional melalui implementasi Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah (RP3SI) 2023-2027.

Sebagai salah satu bentuk implementasi roadmap tersebut, OJK telah meluncurkan berbagai pedoman untuk memperkuat keunikan produk syariah, yaitu Pedoman Produk Pembiayaan Mudarabah, Pedoman Implementasi Shariah Restricted Investment Account (SRIA) dengan Akad Mudharabah Muqayyadah, dan Pedoman Implementasi Cash Waqf Linked Deposit (CWLD).

 

pasang iklan di sini