octa vaganza

2022, Pemerintah Pastikan Impor Daging Sebesar 266 Ribu Ton

JAKARTA—Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian mengumumkan pada 2022, Indonesia akan mengimpor daging sapi/kerbau sebantak 266.065 ton.

Sekretaris Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Makmun mengatakan, bahwa volume impor sudah mengalami penurunan dari tahun ke tahun.

Sebagai catatan volume impor tersebut tercatat turun 3,4 persen dari tahun 2021 sebesar 284,2 ribu ton. Impor 2021 juga menurun jika dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya.

Sementara dari sisi produksi terus mengalami peningkatan.  Tahun 2022 ditargetkan produksi dapat mencapai 274,8 ribu ton, naik 3,13 persen dari 2021 sebesar 272,2 ribu ton.

“Tingkat konsumsi diperkirakan sebesar 2,57 kilogram  per kapita per tahun atau 706 ribu ton secara nasional. Sementara itu, kemampuan produksi dalam negeri diproyeksi hanya 436 ribu ton dan stok awal tahun sebesar  62 ribu ton sehingga masih di bawah dari kebutuhan,” ujar Makmun dalam Webinar Pataka, Kamis (13/1/22).

Pemerintah menargetkan harus terdapat stok sisa akhir tahun sebesar 58,8 ribu ton sehingga diperoleh defisit daging 2022 sebesar 266 ribu ton. Defisit tersebut akan dipenuhi melalui impor. Namun, Makmun belum merinci lebih detail terkait volume impor tersebut.

Berdasarkan pengalaman sebelumnya impor daging berasal dari impor sapi bakalan, daging sapi beku dari Australia dan Brasil, serta daging kerbau beku India.

Makmun menjelaskan produksi sapi lokal tetap tumbuh, namun belum bisa mengejar kebutuhan. Untuk itu Kementan akan terus meningkatkan produksi daging sapi lokal dengan berbagai program.

Salah satu yang masih diupayakan yakni integrasi lahan perkebunan sawit untuk peternakan sapi. Menurut dia, lahan sawit dipastikan tidak akan berubah menjadi area pembanguanan perumahan.

Budidaya ternak sapi di lahan sawit juga akan menciptakan siklus kehidupan yang baik karena dapat mencegah lebih kecil efek rumah kaca. 

Keberadaan sapi dapat mengurangi penggunan pupuk kimia untuk membersihakn gulma dan rumput di area perkebunan.

“Upaya lain yang dilakukan dengan penggunaan jenis sapi kerbau unggulan, impor indukan sapi, peningkatan kesehatawan hewan, serta penegakkan pelarangan pemotongan sapi betina produktif,” pungkasnya.

Exit mobile version