YOGYAKARTA—Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi selama 2020 sudah menyalurkan calon induk nila sebanyak 4 ribu ekor dan calon induk lele sebanyak 900 ekor ke Provinsi DI Yogyakarta.
Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar Sukabumi, Supriyadi menyampaikan progam bantuan calon induk ikan ini merupakan progam nasional KKP dengan harapan pemerintah dapat menjamin kualitas benih yang beredar di masyarakat.
“Kualitas dan kuantitas induk unggul di masyarakat merupakan elemen penting sebagai pendukung peningkatan produksi perikanan budidaya”, ujar Supriyadi.
Melalui pemberian bantuan calon induk ikan unggul ini diharapkan pembudidaya dapat menikmati induk-induk ikan yang jelas asal usulnya dan memiliki keunggulan seperti tumbuh lebih cepat.
Jumlah telur lebih melimpah, menghasilkan benih bermutu dan lebih seragam sehingga mendukung peningkatan produksi perikanan serta pembangunan perikanan budi daya yang mandiri, berdaya saing dan berkelanjutan.
Sementara itu, Ketua Kelompok Budidaya Lele Kolam Bundar Omah Lele Catfish Farm Bantul, Tri Wibowo, mengungkapkan kelompoknya merupakan kelompok mandiri dalam usaha budi daya lele, tidak ada bantuan dari pemerintah. Namun ke depan kelompoknya berharap ada bantuan mesin pakan pelet extruder.
“Selama ini mandiri tapi kami berharap ada bantuan untuk mesin pelet. Karena kita tahu budi daya lele cost tertinggi di pakan. Kalau ada mesin pelet akan sangat membantu kami, karena bisa memproduksi pakan sendiri, sehingga cost pakannya bisa ditekan”, harap Tri.
Karena menurutnya, budi daya lele kolam bundar sangat menguntungkan, selain serangan penyakit mudah dikontrol, padat tebar juga bisa tinggi yakni 500-600 ekor / m3 sedangkan konvensional hanya 100-200 ekor / m3, sehingga jauh lebih enak dan praktis dengan kolam bundar, hasilnya juga lebih besar.
“Selama ini hasilnya sangat menguntungkan, tapi kalau kita bisa produksi pakan mandiri, pasti keuntungannya bisa lebih bagus lagi,” ujar Tri.
Adapun untuk hasilnya sendiri masih dijual sekitar wilayah Yogya, paling jauh ke Magelang. Mengingat, Kebutuhan Yogya sendiri masih banyak, sekarang saja baru tercukupi sekitar 60% nya saja.
Tak kurang, Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengpresaiasi kinerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Yogyakarta bahwa untuk program peningkatkan produksi perikanan budi daya dengan target terbesar 89 ribu ton, mampu terealisasi yakni sekitar 93 ribu ton.
“Saya sangat mengapresiasi meskipun pandemi Covid 19, DI Yogyakarta ini tetap berkomitmen membangun sub sektor perikanan budidaya untuk dapat berkontribusi besar dalam perekonomian nasional”, tegas Slamet, seraya mengatakan, tagline KKP 2021 adalah menggerakan perikanan budi daya, diyakini dapat menjadi penopang ketahanan pangan dan pembangunan ekonomi daerah di tengah Pandemi Covid- 19.
Kabupaten dengan data produksi perikanan budidaya terbesar adalah Kabupaten Sleman telah melakukan pengembangan kawasan perikanan terintegrasi wisata, diantaranya : Mina Wisata Technopark Samberembe, Candibinangun, Pakem (Taman Wisata Tehnologi Perikanan); Kawasan Mina Wisata Sistem Budidaya Ikan dengan Sentuhan Teknologi Kincir Air (Sibudi Dikucir) di Garongan, Wonokerto, Turi; Kawasan Mina Wisata di Sumberagung, Moyudan; Mina Wisata Tuk Pitu di Sumberan, Candibinangun, Pakem. Adapun untuk pertumbuhan Kelompok Pembudidaya ikan hingga 2020 sebanyak kurang lebih 675 kelompok.