PURWAKARTA-—Temukan Simping dan Semprong di Geleri Menong, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Kedua nama seperti saudara kembar itu adalah ikon jajanan khas kabupaten ini. Galeri ini merupakan sentra oleh-oleh yang terletak di Jalan Veteran yang baru dibuka awal 2017 lalu.
Simping adalah kue kering berbentuk lembaran pipih, bundar tipis, biasanya berwarna putih, dan rasanya gurih. Makanan ini dibuat dari tepung beras yang diberi beberapa bumbu.
Pada perkembangannya simping diberikan rasa cokelat. Semprong adalah kue kering yang berbentuk selinder yang variasi rasanya juga berkembang.
Menong sendiri adalah kerajinan keramik dari tanah liat yang kerap dijadikan cinderamata resmi Pemkab Purwakarta. Menong itu artinya puteri cantik.
Menurut Ketua Pengelola Galeri Menong Masani, tiga produk khas Purwakarta itu menonjol di galeri yang diikuti 35 UMKM dengan sekitar 120 produk yang ada di Kabupaten Purwakarta. Tentunya ada usaha lain seperti keripik dari kulit ikan dori (patin) yang didirikan Masani.
UMKM di Kabupaten Purwakarta, terus menggeliat. Seiring dengan wilayah ini menjadi salah satu tujuan wisatawan, maka produk-produk hasil UMKM banyak diburu pelancong. Seperti makanan ringan Simping dan Semprong serta kerajinan keramik dan Menong dari tanah liat.
Sayangnya hingga Januari 2019 ini omzet per bulan dari galeri ini rata-rata Rp60-70 juta, masih jauh di bawah target sebesar Rp100 juta dari Pemkab Purwakarta. Bahkan sehabis lebaran 2018 pernah jatuh sampai Rp30 juta per bulan.
“Pada 2019 ini kami ingin mengubah penampilan dengan kemasan yang dibuat mesin cetak. Sayangnya mahal, biayanya tiga juta rupiah untuk seribu kemasan. Biaya itu tidak terjangkau oleh rata-rata pelaku UKM yang rata-rata penghasilannya mikro di bawah Rp50 juta per bulan,” tutur sarjana teknologi pertanian dari IPB ini ketika dihubungi Peluang, Senin (18/2/2019).
Meskipun demikian perbaikan kemasan membuat expired produk meningkat dari dua bulan hingga tiga bulan. Langkah ini diperlukan kalau ingin produk UKM Kabupaten Purwakarta bisa dijual keluar. Selama ini hanya lima UKM yang bisa masuk ke pasar walayan atau sentra oleh-oleh lain di Jakarta dan Bandung .
“Kami juga ingin mendirikan koperasi paguyuban UKM di Galeri Menong pada 2019. Apalagi tahun ini jugadibuka sentra kedua masih di wilayah Purwakarta. Dengan adanya koperasi, maka UKM yang terlibat akan lebih banyak dan mesin untuk packing kemasan bisa terbeli dan dijadikan usaha lain,” ucap Masani.
Suasana Galeri Menong-Foto: Dokumentasi Masani.Selain itu dengan adanya koperasi para pelaku bisa mendapatkan dana bergulir. “Dengan demikian para pelaku UKM di sini bisa naik kelas,” pungkas dia (Irvan Sjafari).