JAKARTA—-Sektor financial technology (fintech) tumbuh pesat. Perusahaan fintech pada Desember 2018 berjumlah 178 bertambah nyaris dua kali lipat menjadi 332 pada Desember 2019. Total investasi fincteh meningkat 93 persen dibandingkan tahun lalu. Hal ini membuat para investor melirik Indonesia sebagai pasar paling menarik di Asia Tenggara.
Demikian diungkapkanKetua Harian Asosiasi Fintech (Aftech) Mercy Simorangkir dalam Workshop Technology Financial, yang digelar di Jakarta, pada18-19 Desember 2019.
Perkembangan bisnis startup fintech didorong oleh kecepatan dam kemudahan masyarakat dalam mengakses produk keuangan.Perusahaan-perusahaan yang bergerak di bidang ini pun semakin menjamur dengan berbagai variasi produk dan layanan.
“Perkembangan fintceh juga disebabkan semakin bergantungnya individu terhadap piranti telepon atau gawai pintar (smartphone),” kata Mercy.
Hanya saja lanjut Mercy, pada saat yang bersamaan, kemudahan akses tersebut juga dibarengi dengan adanya risiko yang harus dihadapi individu sebagai calon konsumen.
“Masyarakat perlu tahu menggunakan fintech sesuai kebutuhannya. Melalui media, masyarakat diharapkan lebih melek terhadap perkembangan fintech di Indonesia,” ujarnya.
Kegiatan ini diselenggarakan Sekolah Jurnalisme AJI (SJ-AJI) bekerja sama dengan Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH), dan berlangsung selama dua hari, Rabu-Kamis (18-19 Desember 2019).
Sebanyak 21 jurnalis dari berbagai media di Jakarta, Jawa Barat, dan Solo berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.
Menurut Sekretaris Jenderal AJI Indonesia Revolusi Riza perkembangan fintech yang pesat menjadikan jurnalis perlu membekali diri dengan pengetahuan lebih mendalam. Terdapat berbagai aspek yang perlu diketahui jurnalis untuk memperkaya pengetahuan jurnalis.
Sementara dari sisi sistem fintech dan manfaatnya bagi masyarakat, yang pada akhirnya bisa memudahkan hidup masyarakat.
“Tambahan pengetahuan ini akan memperkaya materi liputan para peserta, tidak sekedar menulis kasus,” tutup Revolusi.