JAKARTA—-Bank Indonesia memproyeksi hingga akhir 2019 inflasi berada pada kisara 3,3 persen atau lebih rendah dibandingkan target semula 3,5 persen. Dengan demikian ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo kondisi ekonomi Indonesia masih terbilang positif.
Perry meyakini pada tahun depan , tingkat inflasi akan terus menurun hingga menyentuh tiga persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan proyeksi pemerintah yang tertuang dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020, yakni 3,1 persen.
“Kondisi ekonomi akan stabil dan diharapkan dapat mendorong daya beli,” ujar Perry dalam acara CEO Networking 2019 di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, Kamis (31/10/19).
Dia juga menyebut, nilai tukar pada 2019 ini akan stabil berada sekira Rp14 ribu per dolar AS. Pada Kamis (31/10) pagi, nilai tukar sudah berada di bawah Rp14 ribu per dolar AS.
Menurut dia, berbagai indikator tersebut menunjukkan kondisi keuangan Indonesia stabil. BI bersama Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) akan terus memastikan
ekosistem yang kondusif di tengah perlambatan perekonomian global akibat perang
dagang.
“Indonesia harus bersyukur,banyak negara lain yang mengalami kondisi
perlambatan ekonomi, bahkan tidak sedikit di antara mereka mengalami resesi,”
ucap dia.
Perry juga optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun
depan mencapai 5,3 persen yang didorong dari konsumsi domestik dan investasi.
Lanjut dia, pemerintah kini fokus menargetkan stimulus kepada zona ekonomi,
meningkatkan keterkaitan antara infrastruktur dengan kawasan industri dan
pemotongan izin melalui omnibuslaw.
Langkah-langkah ini dilakukan guna mendukung sumber baru
pertumbuhan seperti industri pariwisata, klaster UKM dan maritim.